1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KISAH PILU


  8. Reporter :     10 Oktober 2017 18:00

    Penjelasan keluarga besar Marga Siregar

    Apakah kata-kata sedalam "Perhiasan Setipis Sangge-Sangge" menjadi bahasa yang akrab dan dimengerti oleh anak sebelia kakaknya yang lahir di rantau orang? Seandainya itu benar, masih ada pertanyaan berikutnya, di bawah ini.

    Apakah pantas Sex hingga CIUMAN diberitahu oleh seorang Cowok ke adik Ceweknya? Mungkin ke Ibunya (Camer) bisa.

    Semua tahu bahwa pemicaraan sex antara laki-laki dan adik/kakak perempuannya sangat TABU.

    Kok bisa HP mama dipegang oleh Anaknya selama 2-3 hari?
    Kalau alasan sakit ngga masuk akal. Stop Ngarang cerita. Kabar sakit adalah saat ini dari mulut ke mulut. Sebaiknya dr Pihak Camer.
    Sementara Chat adalah tanggal 24 - 26 / 09/2017.

    Hal berikutnya adalah kebijakan Sosmed. Setiap Chat dan konten yg berasal dr suatu akun, maka yang bertanggung jawab adalah Pemiliknya.
    ======
    *
    Saya jelaskan duduk permasalahannya.

    Ada yang sok pintar menyalahkan Tika kenapa BATAL dan kenapa ke Medsos. Tentang kenapa ke Medsos, saya udah jelaskan di atas. Kalau yang salahin Tika itu orang Batak dan membela Pihak Cowok, saya mengajukan 2 pertanyaan :
    =====
    Apakah keluarga Siregar sebodoh itu ngga bisa menasihatin anaknya karena Chat itu bukan dari Calon Mertua? Tapi dari saudara perempuan cowok?

    Sebagai orang berpendidikan, 9 bersaudara anak dari Bapauda Kanan Siregar, semua pernah kuliah dan sudah 6 orang jadi Sarjana. Raja-Raja Adat telah dilibatkan dan saudara dekat, MUNGKINKAH pembatalan itu membabi-buta secara sepihak tanpa KLARIFIKASI?
    =====
    Martuppol: Sabtu, 23/9/2017.
    Chat : 24 - 26 / 09 / 2017
    Rika mengadu ke Ortu dan Konsultasi ke keluarga besar: 25-27 / 09/2017.
    Tua-tua Adat Siregar kumpul 28/09/2017.
    Waktu untuk klarifikasi dari Tetua Adat Sonakmalela/dari keluarga Cowok 28 - 30 / 09/ 2017.
    *
    Keluarga Siregar menunggu klarifikasi tgl. 28 - 30 September 2017 dari Pihak Sonakmalela (keluarga besar Cowok), tapi ngga bisa jawab & ngga mau bersedia untuk mencari solusi masalah ke Keluarga Siregar di Minas, Riau. Keluarga Cowok di Minas dan Bengkalis tidak kunjung konfirmasi. Si Cowok pun ngga bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini dan memilih ikut Ibunya/keluarga. Seminggu lebih sejak 28/09/2017 ngga ada jawaban. Itulah alasan Siregar tidak menyebar Undangan. Atas dasar inilah juga Tika membuat Postingan untuk memberitahu teman-temannya.

    Lalu karena tidak ada kejelasan, alasan sakit Camer, dll, dan sudah keukeuh untuk lebih baik tidak dilanjutkan, Tika merasa hubungannya ternyata telah berakhir.

    Jadi, Curhat di FB 05/10/2017 adalah pemberitahuan utk terakhir kalinya & hanya itu di dalam postingan di Medsos yg berisi telah dibatalkan. Kalau ada yang bilang yg Chat adalah Edanya karena Camernya Sakit, sakitnya baru terakhir ini mendekati Hari-H. Sedangkan Chat tgl 24 - 26 / 9/2017.

    Jadi, siapa yang benar ?

    Terserah pembaca saja. Sebaiknya kebohongan jangan ditutupi dengan kebohongan. Sebaiknya, Pihak Cowok memberi pernyataan, bukan pembelaan dari mereka yg mencela Tika.

    Seharusnya lewat 21 Chat itu, Netizen bisa pelajari sikap dan pesan di antara mereka Tika dan Camernya.

    Lalu, satu hal lagi. Kami ini, keluarga Siregar, masih tahu adat & tradisi Batak. Sebagai jemaat HKBP tahu persis tempat adat dalam kehidupan berjemaat dan terapannya dalam Adat.

    Pernikahan adalah urusan Raja ke Raja, bukan saja antara Tika dan Camer. Siregar sudah tempuh cara klarifikasi untuk menempuh jalan terbaik, tapi Keluarga Besar si Cowok ngga bisa tanggung jawab & tidak pernah ingin memberi jalan keluar. Hubungan Tika & Calon Suami pun menbisu.
    Kalau masih meragukan bahwa pembatalan Pernikahan dari Keluarga dan Raja Adat dr Siregar, kami pastikan bahwa kami tahu persis Adat Batak dan hidup di dalamnya dalam urusan apapun khususnya menyangkut perhelatan penting.

    Kalau alasan keluarga Cowok (si Camer - sesuai CHAT WA) karena Emas yang dipakai saat Ibadah Janji Nikah (Martuppol) di Gereja setipis Sangge-Sangge, Keluarga Bapauda KANAN SIREGAR / br Hombing bisa membuat lebih dari itu. Tika dan 8 saudaranya yang lain, semua berpendidikan dan kuliah di Universitas Negeri & swasta. 6 orang sudah jadi sarjana. Tika tidak melihat acara Martuppol itu sebagai acara pamer Mas, tapi IBADAH untuk memastikan kemantapan hati sepasang calon mempelai itu.

    Itulah sebabnya dia tampil sebagaimana adanya keinginannya. Seandainya si Camer menginginkan yang lebih besar dari itu, bukan sombong dan angkuh, juga bisa. Lagi pula, hari gini mana ada anak gadis pakai perhiasan besar-besar dengan gaya yang kampungan ala emak-emak?

    Tapi, semua sudah berlalu. Itulah yang terbaik untuk Tika. Sekali lagi, saat ini, hal ini bukan hal memalukan buat keluarga Tika. Tika hanya ingin berbagi cerita bahwa Perempuan bisa menentukan nasibnya dengan nalar yang jernih. Bila bisa hidup bahagia, kenapa musti memilih hidup susah masuk ke jurang neraka pernikahan yang kelam ?
    _

    N.B:

    Bila ada yang tersinggung atas penyebutan Punguan Sonakmalela, itu hanya menunjuk pada Keluarga Besar Calon Suami Rika untuk urusan adat & pernikahan saja, yakni rencana nikah (parbogason) Tika & (mantan) calon suaminya, bukan untuk hal lain.

    Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Marwah Adat kita lebih besar dari kasus ini.

    Horas.
    Menjuah-juah.

     

     

    INTRO

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES