Bukalah sensitivitas Anda terhadap perubahan yang terjadi pada diri anak.
Feed.merdeka.com - Indonesia sudah masuk zona darurat kekerasan pada anak. Demikian disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2015 lalu setelah makin maraknya kekerasan yang berujung pada pembunuhan pada anak-anak di bawah umur.
Indonesia masuk dalam zona ini karena ada beberapa indikator, salah satunya adalah para predator yang menjadi pelaku adalah mereka yang dekat dengan si anak. Mulai dari orangtua, kakek, paman, bahkan hingga guru sekolah.
“Seharusnya menjadi tempat nyaman, ternyata di situlah tersembunyinya predator kejahatan," ujar Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait, beberapa waktu silam.
Jangan sampai anak Anda menjadi korban kejahatan macam ini. Mulaillah terlibat dalam kegiatan hariannya dan bukalah sensitivitas Anda terhadap perubahan yang terjadi pada diri anak. Menurut psikolog pendidikan dan anak, Elizabeth Santosa, ada beberapa ciri anak yang sudah menjadi korban pelecehan, di antaranya:
1. Perubahan perilaku
Dalam waktu singkat anak berubah menjadi menjauh, menunjukkan perilaku regresif (mengompol, mengisap jempol), perilaku yang tidak sesuai usia, gangguan tidur, mimpi buruk, pendiam, dan jadi takut bertemu orang lain.
2. Perubahan fisik
Ada bengkak atau infeksi di bagian genital atau di area sekitarnya.
Bila memang ini terjadi, ambil napas yang dalam dan kuatkan diri Anda. Setelah itu lakukan empat hal berikut:
1. Pilih waktu dan tempat yang aman untuk berbicara.
2. Berhati-hati dengan nada bicara, jangan sampai membuatnya takut.
3. Jangan cepat menilai dan menyalahkannya.
4. Sabar. Anak biasanya mendapat ancaman dari pelaku, oleh sebab itu tidak mudah bagi anak untuk terbuka dengan orangtua.
Baca juga:
Hamil Anak Kedua, Ashanty Gemulai Jadi Model Catwalk
Ternyata Tak Sarapan Adalah Penyebab Tubuh Anak Jadi Pendek
Istri Ringgo Agus Melahirkan, Simak Nama Unik Sang Anak
Deret Kebohongan Begeng, Si Tersangka Pembunuh Anak di Lubang Buaya