1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KESEHATAN


  8. Reporter : Yulistyo Pratomo    19 Mei 2017 05:15

    Banyak makan garam ternyata sehat lho, ini alasannya

    Dulu orang berpikir makan garam sama saja dengan diet, ternyata enggak sama sekali. Garam bisa bikin orang gemuk, kok bisa ya?

    Feed.merdeka.com - Banyak orang percaya, bakan beberapa ilmuwan, memakan terlalu banyak garam bisa menyebabkan kehausan dan minum berlebih. Ternyata itu tidak sepenuhnya benar lho. Sebuah penelitian baru terhadap seorang kosmonot Rusia yang tengah berlatih hidup di angkasa mencoba membuktikannya, bahkan sangat bertolak belakang atas apa yang diyakini masyarakat dunia.

    Dalam penelitian itu, dalam waktu 24 jam, penambahan kadar garam terhadap para peserta latihan membuat mereka lebih tahan haus, dan membuat tubuh mulai melakukan perlindungan dan memproduksi air sendiri. Tidak hanya membantu mempersiapkan diri untuk berangkat ke luar angkasa, tetapi juga mengobati kegemukan, diabetes dan penyakit jantung, berdasarkan temuan ilmuwan dari AS dan Jerman.

    Nah, dua penelitian baru, satu dari seluruh kosmonot yang berlatih dan satu lagi terhadap tikus, yang baru dilakukan beberapa dekade usai riset yang dilakukan Jens Titze, dari Vanderbilt University Medical Center of Tennessee. Dalam riset 1994 lalu, menyebutkan tingkat sodium dan produksi urin tidak sebanding.

    Saat itu, para ilmuwan berpikir bagaimana jika menambahkan garam (sodium chlorida) untuk menambahkan rasa haus, kemudian menambah jumlah air yang diminum. Ini merupakan cara untuk menyeimbangkan tingkat sodium di dalam tubuh.

    Hanya saja, apa yang Tinze lakukan tidak terlihat pada pelatihan kosmonot. Kru yang memakan banyak garam, mereka mengeluarkan lebih banyak garam. Volume urin juga meningkat, sedangkan tingkat sodium tetap terjaga.

    Namun, asupan cairan justru yang lebih mengejutkan, para kru mulai mengurangi minum mereka, sebab asupan garam meningkat.

    "Tubuh nampaknya bisa menghasilkan atau memproduksi air ketika kadar garam sangat tinggi," kata Titze kepada The New York Times.

    Untuk membuka misteri itu, para peserta pelatihan merasa lebih lapar ketika tingkat garam pada makanan mereka ditambahkan. Padahal, masing-masing orang menyantap makanan yang sama setiap harinya.

    Penelitian kedua, pada tikus, mereka disatukan dan diteliti menggunakan cara yang sama terhadap para kosmonot, ternyata hasilnya sama. Mereka mulai minum lebih sedikit dan merasa lebih kelaparan saat diberikan garam berlebih, dan itu sudah memastikan tikus juga merasakan hal yang sama dengan manusia.

    Apa yang terjadi terhadap kosmonot dan tikus saat kadar garam ditingkatkan ternyata meningkatkan hormon glukokortikoid dalam tubuh, hormon yang memengaruhi sistem metabolisme dan imun. Glukokortikoid ini rupanya memecah protein otot yang diubah menjadi urea. Urea biasanya membantu mengeluarkan limbah dari tubuh, namun dalam kasus ini, membantu mempertahankan air.

    Para ilmuwan sebelumnya menduga bahwa perubahan odium dan ion chlorida pada garam mengeruk molekul air ke dalam urin, namun nampaknya urea mencegah hal itu. Dengan kata lain, ginjal langsung bertindak saat asupan garam tinggi untuk memastikan keseimbangan air tetap stabil, jadi tidak perlu lagi menenggak air saat menikmati makanan asin, karena tubuh melakukan pekerjaan serupa.

    "Alam rupanya telah menemukan cara untuk menghemat air yang bisa dibawa masuk ke air kencing oleh garam," jelas salah satu peneliti, Friedrich C Luft dari Pusat Pengobatan Molekuler Max-Delbrueck di Jerman.

    Proses untuk membebaskan air membuat tubuh membutuhkan banyak energi, yang dengan jelas dengan munculnya perasaan lapar. Pada tikus, hewan ini memakan makanan 20 sampai 30 persen lebih banyak dengan diet garam ini.

    Dari ilmu ini, apa yang bisa dipelajari?

    Kita mungkin harus memeriksa kembali hubungan antara diet tinggi garam dan penambahan berat badan, sebelum memulainya. Jika tidak benar-benar minum lebih banyak, dasar untuk argumen diet tinggi garam menyebabkan peningkatan berat badan melalui asupan yang lebih banyak mungkin salah.

    Terlebih lagi, kadar glukokortikoid yang tinggi terkait dengan kondisi seperti diabetes tipe 2 dan kehilangan otot, jadi kita perlu memahami lebih banyak tentang bahaya memiliki terlalu banyak garam dalam makanan kita, sesuatu yang dokter sudah peringatkan.

    Penelitian ini menunjukkan fungsi urea menjadi lebih penting daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan menawarkan wawasan baru tentang proses homeostasis air di dalam tubuh, cara tingkat air tetap seimbang.

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES