Disarankan untuk tidak terjebak dalam diskusi dengan penggemar dongeng Bumi datar. Bikin sakit kepala...
Feed.merdeka.com - Dunia media sosial masih ramai saja dengan "pertempuran" pendukung Bumi datar (Flat Earth/FE) versus Bumi bulat. Di dunia media sosial, pendukung FE terkenal gigih dalam berargumentasi dan menyebarkan pengaruhnya.
Beberapa dari mereka bahkan pernah menyambangi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin. Mereka bertanya dan berusaha membuktikan bahwa Bumi itu memang datar.
Apa tanggapan Thomas? Dia menyebut komunitas ini sebagai "penggemar dongeng Flat Earth (FE)." Setelah itu, Thomas kemudian mengompilasi pertanyaan mereka dan tentu saja disertai jawaban.
Salah satu ciri komunitas penggemar Bumi datar ini, kata Thomas, mereka kerap menjelaskan fenomena alam dengan ilmu cocokologi, yaitu "ilmu yang penting cocok." Ini berbahaya karena mereka menyebarkan ilmu cocokologi tapi tidak bisa membuktikan keyakinan mereka dengan cara-cara ilmiah.
Baca: Demi buktikan bumi datar, rapper AS ini galang dana untuk luncurkan satelit
Nah, siapa tahu Anda tiba-tiba terjebak dalam debat kusir Bumi datar atau bulat, berikut "senjata dan bekal" yang bisa Anda gunakan untuk menjawab klaim-klaim pendukung Bumi datar. Ini adalah rangkuman pertanyaan para penggemar dongeng FE dan jawaban Thomas yang diunggah ke akun Facebook terverifikasi:
Gravitasi Bumi adalah tidak ada alias hoax
Thomas: Salah satu fenomena yang tidak dipahami para penggemar dongeng FE adalah gravitasi.
Semua benda mengalami gaya gravitasi. Semua benda di Bumi tetap melekat di permukaan Bumi karena gaya gravitasi Bumi. Batu dilempar kembali jatuh, sama halnya dengan satelit dan Bulan yang mengorbit Bumi, semuanya karena gaya gravitasi Bumi. Bumi dan planet-planet mengitari Matahari karena gaya gravitasi Matahari.
Gravitasilah yang menyebabkan Bumi menjadi bulat, Bulan dan satelit mengitari Bumi, Bumi dan planet-planet mengitari Matahari, serta Matahari dan ratusan miliar bintang mengitari pusat galaksi.
Ketidakpahaman mereka pada gravitasi inilah salah satu akar masalah mereka mempercayai dongeng FE yang tak masuk akal dan tak ada bukti ilmiahnya. Silakan baca blog saya untuk memahami gravitasi dan satelit yang mengorbit Bumi.
Roket dan pesawat ulang alik terbang dalam bentuk kurva juga, tidak tegak lurus ke atas karena akan meledak ketika menabrak dome (kubah langit)?
Thomas: Roket dan pesawat ulang alik akan meluncur sampai ketinggian orbit yang dituju, umumnya di atas 400 kilometer (km)m. Roket atau pesawat ulang alik tidak akan meledak (kecuali ada kesalahan teknis) sampai mencapai antariksa karena tidak ada batas atau kubah langit (dome).
Pengamat melihatnya terbang melengkung karena efek gravitasi Bumi, sehingga lintasannya berbentuk parabola. Seperti halnya kita melempar batu, batu itu akan jatuh dengan lintasan parabola. Kalau dilempar dengan kekuatan yang besar (dengan roket atau pesawat ulang alik), lintasan parabolanya mencapai ketinggian sampai sekitar 400 – 600 km.
Bukankah kalau kita naik pesawat atau balon udara, Bumi tampak tidak bergerak?
Thomas: Pesawat atau balon udara bergerak bersama rotasi Bumi, karena pesawat dan balon udara tersebut (dan seluruh benda di Bumi) terikat dengan gavitasi Bumi. Sama halnya anak kecil yang melompat-lompat di kursi kereta akan menganggap kursinya tetap. Padahal, dia dia bergerak bersama kereta.
Kalau Bumi berputar, mengapa jadwal penerbangan bisa pas sesuai jadwal? Apakah laju pesawat sama dengan rotasi Bumi dan apakah tempat tujuan pesawat juga berputar?
Thomas: Pesawat terbang bersama Bumi yang berotasi, karena pesawat terikat dengan gravitasi Bumi. Jadi, dalam perhitungan jadwal penerbangan dihitung kecepatannya terhadap titik tetap di Bumi (seperti halnya menghitung kecepatan kereta api), kemudian dikoreksi dengan beberapa faktor lainnya, antara lain rotasi Bumi.
Bukankah gedung dan kapal dilihat dari jauh tidak menghilang ditelan Bumi, mereka masih tetap terlihat, tetapi kecil? Kalau Bumi bulat, maka semakin jauh benda, bukan hanya dia akan terlihat menghilang di bagian kakinya tetapi juga akan terlihat miring ke belakang.
Thomas: Kelengkungan Bumi tidak akan terlihat pada jarak pendek. Untuk jarak yang jauh, seperti eksperimen di sungai Bedford sejauh 9,7 km, harus memperhitungkan juga refraksi (pembiasan) atmosfer yang menyebabkan benda yang sudah berada di bawah ufuk tampak lebih tinggi. Refraksi atmosfer juga dipergunakan dalam menghitung terbit dan terbenamnya Matahari dan Bulan.
Bukankah kalau dilihat dari pesawat, horizon Bumi tetap setinggi mata, artinya Bumi rata? Kalau Bumi bulat, semakin tinggi posisi kita semakin bawah horizon dari Bumi.
Thomas: Ketampakan horizon justru menunjukkan Bumi kita bulat. Kalau kita naik pesawat, pandangan kita dibatasi oleh horizon (kaki langit).
Horizon tetap setinggi mata, karena horizon adalah titik singgug garis pandang dengan bola Bumi. Kalau Bumi kita datar, maka pandangan kita dibatasi oleh sensitivitas mata. Artinya, kalau kita mempunyai teleskop canggih, dari atas pesawat kita bisa melihat sampai tepi Bumi yang datar tersebut. Tetapi di kejauhan, bila kita naik pesawat terbang, kita tidak bisa melihat hamparan sampai tepi dunia ini.
Berikutnya>>Jika Bumi bulat, mengapa horizon dan jembatan tak melengkung?
Unik, pasangan Indonesia gelar resepsi pernikahan bertema 'Game of Thrones'
29 September 2017 09:02VIDEO: Berdiri dalam gerbong, Jokowi naik commuter line jurusan Bekasi
29 September 2017 08:15Bikin terkejut penumpang, Jokowi tiba-tiba naik commuter line
28 September 2017 18:31Gores mobil seharga Rp1,4 miliar, gadis asal China malah dapat beasiswa kuliah
28 September 2017 17:02Demi buktikan bumi datar, rapper AS ini galang dana untuk luncurkan satelit
28 September 2017 15:31