Prosedur trepanasi adalah bedah melubangi tengkorak kepala untuk mengobati...
Feed.merdeka.com - Sejumlah arkeolog di Imola, Italia menemukan tengkorak yang diawetkan dengan baik. Namun uniknya, mereka juga menemukan kerangka bayi di antara tulang wanita itu.
Para arkeolog itu menduga si wanita tersebut meninggal dalam keadaan hamil. Bayinya pun kemudian 'lahir' dengan cara yang dikenal dengan fenomena coffin birth.
Dikutip dari laman The Sun, 27 Maret 2018, makam itu diduga berasal dari abad pertengahan dan ditemukan di dekat Bologna. Pada saat pemakaman, baik ibu maupun bayi sudah meninggal. Tubuh wanita itu secara alami kemudian 'mendorong' tubuh bayi itu keluar.
Penyebab kematian wanita itu masih misterius. Namun, peneliti menemukan lubang di tengkorak wanita itu. Hal itu mengungkap bahwa wanita itu sempat menjalani bedah otak sekitar seminggu sebelum dia meninggal di usia 25-35 tahun. Kala itu, si wanita tengah hamil sekitar 38 minggu.
Prosedur yang terungkap dari makam yang berasal dari abad 7-8 itu dikenal dengan nama trepanasi. Temuan mengerikan itu kemudian ditulis para peneliti dari Universities of Ferrara dan Bologna dan dimuat jurnal World Neurosurgery.
Para peneliti juga menilai, lubang di tengkorak itu lebih mungkin merupakan hasil tindakan bedah--- ketimbang trauma kekerasan. Prosedur melubangi tengkorak memang biasa digunakan orang sejak zaman Neolitikum untuk menyembuhkan segala macam penyakit, termasuk gangguan kehamilan dan eklamsia.
Dalam paper itu, para peneliti menulis: "Eklamsia adalah dampak yang ditimbulkan dari kejang pre-eklamsia, yang bisa mempengaruhi wanita setelah kehamilan lebih dari 20 minggu. Dan, darah tinggi masih menjadi penyebab kematian nomor 1 ibu hamil."
Para peneliti juga menulis beberapa gejala yang timbul dari gangguan kehamilan yang serius itu, seperti demam tinggi, kejang, hingga pendarahan otak. “Semua gejala itu, sejak prasejarah hingga abad 20, biasanya ditangani dengan trepanasi."
Sulit mengetahui secara pasti mengapa wanita itu kemudian ditangani dengan trepanasi. Namun, peneliti menduga trepanasi dilaksanakan sebagai upaya mengurangi tekanan di tengkorak akibat eklampsia.
"Masih ada beberapa poin penyebab kematian wanita ini yang belum diketahui. Namun, mungkin saja dia meninggal karena kelainan kehamilan, komplikasi terkait proses melahirkan, atau akibat beda itu sendiri," demikian ditulis dalam jurnal tersebut.
Temuan ini merupakan sedikit dari dokumen mengenai kasus trepanasi di Eropa pad Abad Pertengahan. Namun, ini temuan satu-satunya terkait wanita hamil yang kemudian diikuti fenomena langka, yakni postmortem fetal extrusion (coffin birth).