Saking senangnya, orangtua tak bosan menggendong bayi mungil mereka. Namun, banyak mitos menyebut bayi yang suka digendong tak mau diletakkan.
Feed.merdeka.com - Kehadiran buah hati menjadi bahagia tak terkira buat pasangan muda yang baru berumah tangga. Hampir setiap saat ayah dan bunda tak ingin jauh-jauh dari si buah hati.
Saking senangnya, orangtua tak bosan menggendong bayi mungil mereka. Namun, banyak mitos menyebut bayi yang suka digendong tak mau diletakkan, atau diberi istilah bau tangan. Bayi akan rewel bila diletakkan. Benarkah demikian?
Belum ada kajian ilmiah yang menjawab dengan pasti kenapa bayi lebih suka digendong dari pada diletakkan. Namun Dokter Spesialis Anak, Caessar Pronocitro, coba memberikan penjelasan.
"Pada dasarnya, bayi baru lahir sangat sensitif terhadap stimulus dari lingkungan di sekitarnya. Misalnya perubahan suhu udara, cahaya. Sehingga bila mendapat stimulus dari itu, dia akan bereaksi," kata Caessar saat berbincang santai dengan merdeka.com, Jumat (19/5).
Sebenarnya, hal yang wajar bila bayi bereaksi ketika mendapatkan hal-hal baru di lingkungannya. Bila stimulus yang didapat tidak diterima dengan baik, biasanya bayi akan menangis.
"Tapi bukan berarti kita harus menggendongnya terus menerus atau meletakkan terus menerus. Sesuaikan saja dengan waktunya. Artinya ketika dia tidur sebaiknya diletakkan. Namun jika bepergian silakan digendong," jelasnya.
Hal lain yang membuat bayi senang digendong karena merasa cukup nyaman dalam dekapan. Biasanya, masa-masa bayi senang digendong saat baru lahir sampai satu bulan kemudian, setelah itu bayi perlahan mulai beradaptasi.
"Bervariasi juga karenakan anak berbeda-beda. Tapi umumnya bulan pertama seiring waktu berjalan sudah berbiasa," jelasnya.
Bicara soal menggendong, lanjut Caessar, juga punya tata cara yang benar. Tujuannya agar si bayi nyaman dan tidak mengalami hip dysplasia alias kesalahan tulang pinggul. Sejumlah penelitian dokter anak di Amerika menunjukkan banyak bayi terkena hip dysplasia karena posisi tak tepat saat menggendong.
"Sebab pada dasarnya bayi itu tetap harus dilakukan secara alami. Seperti posisi kaki. Sebab dalam kandungan, posisi kaki bayi terbuka lebar dan lutut lebih tinggi dari panggul. Selain itu cara menggendongnya bisa berhadapan dengan si penggendong, dan kakinya jangan tergantung-gantung," katanya.
"Bukan cuma kaki bayi, tapi juga cara menggendong harus tepat agar leher tidak tertekuk. Dan jangan juga dagu menempel pada dada, karena itu tidak baik itu jalan napas bayi," sambung dia.
Oleh karena itu, kata dia, bayi menangis dan selalu ingin digendong bukanlah hal yang aneh. Apalagi usia kelahiran sangat muda. Dia hanya butuh waktu beradaptasi dengan cara yang paling nyaman.