Masih di laman tersebut, menurut studi kasus pasien, konsultan etika menasehati agar para dokter menghormati tato pasien.
Dengan kata lain tak melakukan DNR. Mereka menyarankan bahwa yang paling masuk akal, dengan menyimpulkan bahwa tato tersebut adalah sebuah preferensi otentik si pasien.
Arthur Caplan, profesor bioetika dan kepala divisi etika kedokteran di New York University School of Medicine mengatakan, tato DNR bukan pengganti perintah perawatan kesehatan atau kehendak hidup.
"Tato menurut saya paling baik dilihat sebagai pengingat para staf medis, untuk mencari informasi pada keluarga atau teman yang bersangkutan, tentang makna tato tersebut," kata Caplan.
(Foto: ilustrasi bedah/pixabay)
Bahan-bahan alami ini ampuh bersihkan rambut tanpa harus keramas
4 Desember 2017 08:02Puluhan kali oplas demi mirip Angelina Jolie, tapi hasilnya menyeramkan
4 Desember 2017 07:13