1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. S
  6.  » 
  7. SEPAKBOLA


  8. Reporter :     16 Oktober 2017 13:45

    Detik-detik upaya paramedis selamatkan nyawa kiper Persela

    dalam video yang beredar di media sosial, tim medis tampak memberikan CPR. Tapi, kenyataan berkata lain.

    Feed.merdeka.com - Sebuah video beredar di dunia maya bagaimana detik-detik terakhir Kiper Persela, Choirul Huda, sebelum menghembuskan nafas terakhir. Choirul huda meninggal setelah kepala dan lehernya kena benturan di Liga 1 Indonesia, 15 Oktober 2017.

    Setelah kejadian, tim medis sigap melarikan penjaga gawang Persela Lamongan yang tak sadarkan diri itu ke rumah sakit. Choirul sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dokter Soegiri sebelum menghembuskan nafas terakhir.

    Dalam sebuah video, terlihat tim medis menyelamatkan Choirul Huda di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) pada Minggu sore, 15 Oktober 2017.

    Menurut dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi yang juga menjabat Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan, Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang disebut henti nafas dan henti jantung.

    Tim medis langsung memasang alat bantu nafas yang sifatnya permanen. "Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa nafas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu, kami berharap dapat memompa otak dan jantung," katanya.

    Dalam video yang beredar itu, tim medis memang tampak sedang melakukan resusitasi jantung paru-paru atau CPR.  

    Saat itu, Choirul Huda merespons dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun. Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respons. Tidak ada refleks tanda-tanda kehidupan normal.

    Tim dokter akhirnya menyatakan Choirul Huda meninggal pada pukul 16.45 WIB.

    Sesuai analisa, tambah dokter itu, awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas.

    "Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas. Itu analisa awal kami, karena tim gak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal," tuturnya.

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES