Dibalik nikmatnya gulai tunjang dan lezatnya rendang, mungkin masih ada sebagian orang yang belum mengetahui hal menarik dibalik etalase rumah makan padang.
Feed - Bukan orang Indonesia namanya jika kamu tidak pernah menginjakkan kaki di atas rumah makan Padang. Rumah Makan Padang kerap kali menjadi tujuan para pemburu kuliner yang ingin menikmati lezatnya makanan terenak sedunia, Rendang.
Bicara soal jumlah, Rumah Makan Padang tidak perlu ditanyakan lagi. Keberadaannya sudah menjamur hampir di seantero Nusantara. Bahkan ada juga beberapa gerai di luar negeri, seperti rumah makan 'salero minang' di Rotterdam, Belanda.
Namun dibalik nikmatnya gulai tunjang dan lezatnya rendang, mungkin masih ada sebagian orang yang belum mengetahui hal menarik di balik etalase rumah makan padang. Seperti ditulis merdeka.com, berikut adalah 4 hal menarik yang kamu tidak tahu tentang rumah makan Padang.
1. Kakek berkopiah hitam
Sebagian orang mungkin tidak sadar dengan keberadaan foto kake berkopiah hitam yang selalu menghiasi dinding rumah makan Padang. Foto kakek berkopiah hitam atau bagi orang Minang dikenal dengan foto Ungku Saliah ini merupakan tanda bahwa pemilik rumah makan padang itu berasal dari Pariaman, Sumatera Barat.
Orang Minang, khususnya orang Pariaman beranggapan bahwa Ungku Saliah adalah tokoh keramat yang dipercayai sebagian orang akan mendatangkan rezeki. Sementara sebagian lagi hanya sebagai pemberi identitas, bahwa mereka berasal dari tanah Minang. Dan ada juga yang sekedar ikut-ikutan tanpa mengetahui bagaimana awalnya asal muasal keberadaan foto tersebut di rumah makan padang. Baca selengkapnya di sini.
2. Porsi nasi bungkus lebih banyak
Selain nikmatnya cita rasa makana khas Minang, dalam penyajiannya rumah makan padang ini memiliki hal yang menarik. Salah satunya bisa dilihat perbedaan jumlah nasi ketika dibungkus dan makan di tempat.
Sadar atau tidak, nasi bungkus masakan Padang ini akan memiliki porsi yang dua kali lipat banyaknya. Hal ini dikarenakan ketika zaman dulu orang yang makan di tempat atau di restoran adalah kaum elite. Seperti kolonial belanda atau saudagar kaya. Sementara yang biasa dibungkus adalah kaum pribumi atau pekerja pabrik. Dengan maksud agar kaum pribumi bisa menikmati makan untuk dua orang, maka dari itulah nasi yang dibungkus memiliki porsi yang lebih banyak. Baca selengkapnya di sini.
3. Daun singkong dan gulai nangka
Beda di Padang, beda juga di Pulau Jawa. Ini yang menariknya dari rumah makan Padang. Di Pulau Jawa, daun singkong dan gulai nangka tak pernah absen menjadi pendamping nikmatnya lauk pauk khas Minang. Dua menu itu seakan menjadi teman wajib dalam sajian nasi yang tak bisa dilepaskan.
Namun, di tempat asalnya, Sumatera Barat, daun singkong justru jarang dipasangkan dengan gulai nangka. Di salah satu rumah makan kota Padang, kamu hanya bisa mendapatkan daun singkong sebagai sayur pelengkap, tapi tidak dengan gulai nangka. Begitu juga sebaliknya. Baca selengkapnya di sini.
4. Beda Nasi Kapau dan Pauh
Di tanah Minang, "Rumah Makan Padang' ini terpecah menjadi dua yang lebih akrab dikenal dengan Nasi Kapau dan Nasi Pauh. Namun diantara keduanya itu ternyata hanya persoalan nama saja, karena sama-sama berasal dari Sumatera Barat dan punya keistimewaan.
Sebutan nasi Kapau adalah nasi yang berasal dari daerah Kapau, Bukittinggi, Sumatera Barat. Sekilas tak ada yang berbeda dengan nasi padang umumnya. Namun perbedaannya terletak pada bumbu yang lebih khas dan lebih banyak menyajikan menu yang berasal dari daging sapi atau daging kerbau, seperti 'gulai tunjang' misalnya. Ciri khas lain dari nasi kapau adalah gulai nangka menjadi menu wajib yang ada di rumah makan kapau.
Sedangkan nasi Pauh atau lebih dikenal dengan Rumah makan Pauh adalah rumah makan yang berasal dari Pauh, Pariaman. Menunya sama dengan masakan padang umumnya, namun yang membedakan adalah kenikmatan gulai kepala ikan. Ikan yang disajikan selalu ikan laut. Baca selengkapnya di sini. (Ism)