Dari Sabang sampai Merauke. Semuanya terekam jelas dan tercatat dalam buku tokoh dunia.
Feed - Menemukan sebuah buku dengan tema traveling mungkin sangat mudah. Para pelancong Tanah Air kini sudah tak ragu menuangkan cerita perjalanan serta pengalaman wisata mereka ke dalam sebuah buku.
Mulai dari sensasi memijakkan kaki di tempat asing untuk pertama kalinya. Hingga berbagai tips dan trik traveling yang mereka telanjangi satu per satu dengan gamblang dalam buku.
Namun jauh sebelum itu, Tome Pires seorang penulis dan bendahara Portugis pernah melakukan sebuah perjalanan di bagian tengah Sumatera, yang mengisahkan danau kembar berair manis dan dilayari perahu-perahu ramping.
Perjalanannya berlanjut hingga ke tanah Jawa,yang banyak membicarakan kota-kota maritim di Jawa melalu buku yang berjudul Suma Oriental.
Selain Tome Pires dengan Suma Orientalnya, berikut ini 5 buku kuno yang ditulis tokoh dunia usai jelajahi Indonesia.
1. Brieven Over Bencoolen, Padang, Het Rijk Van Menang-Kabau, Rhiouw, Sincapoera En Poelo-Pinang
Untuk ukuran judul sebuah buku, mungkin hasil karya dari Mayor Jenderal Nahuys Van Burgst terbilang cukup panjang. Buku yang berjudul 'Brieven Over Bencoolen, Padang, Het Rijk Van Menang-Kabau, Rhiouw, Sincapoera En Poelo-Pinang' ini, diterbitkan setelah dirinya melakukan perjalanan di Sumatera pada 1822-1824.
Dalam karyanya ini, tokoh yang juga berepran dalam perang Jawa ini banyak menceritakan tentang Pantai barat Sumatera. Kisahnya dalam buku itu dimulai dari Bengkulu saat masih dalam kekauasan Inggris.
Padang menjadi perhatian paling banyak dari pria kelahiran 1782 ini. Dia bercerita cukup panjang untuk kota Padang. Menurutnya, Padang adalah kota yang berantakan. Baca selengkapnya di sini.
2. Lain Dooeloe, Lain Sakarang of Voorheen En Thans
Tak jauh berbeda dengan buku yang ditulis oleh Van Burgst, buku berjudul 'Lain Dooeloe, Lain Sakarang of Voorheen En Thans' yang ditulis oleh F.C. Wilson ini juga banyak mengisahkan tentang Sumatera.
Buku yang terbit hampir seperempat abad kemudian setelah buku Van Burgst ini justru memiliki cerita yang sebaliknya dari yang dikisahkan dalam buku yang berjudul panjang tersebut. Wilson bercerita, keadaan di Padang tak seburuk yang diceritakan sebelumnya.
Dalam bukunya, Padang diberi gambaran dengan jalan raya membentang rapi disertai barisan pohon di sisinya dan bangunan publik seperti kantor residen dan penjara berdiri megah. Baca selengkapnya di sini.
3. Travels in the East Indian Archipelago
Tanah Sumatra sepertinya punya daya tarik yang sangat kuat kala itu, sehingga beberapa para tokoh dunia tak pernah melewatkan Sumatra khususnya Padang untuk diceritakan. Hal iniliah yang juga dilakukan oleh Albert Smith Bickmore dalam bukunya berjudul Travels in the East Indian Archipelago.
Namun kota Padang dalam buku ini tak memiliki porsi yang besar seperti buku sebelumnya. Karena dalam ini lebih menceritakan Nusantara lebih luas. Albert Smith Bickmore ini seorang pria kelahiran Amerika yang awalnya singgah di Indonesia untuk sekadar mempelajari botani di Ambon.
Di bagian awal buku, Smith menceritakan bagaimana kunjungannya ke Bandung dan Batavia. Banyak topic yang dikisahkan di buku ini, mulai dari sejarah, komposisi etnis, hingga bentangan alamnya. Baca selengkapnya di sini.
4. The Prison of Weltevreden
Walter Murray Gibson merupakan seorang pengelana Amerika yang pernah menyatroni Palembang dan Jambi pada pertengahan abad ke-19. Dalam bukunya yang terbit dalam bahasa Inggris pada tahun 1855, penulis menelanjangi bagaimana pertumbuhan beberapa kota di timur Sumatera.
Dalam bukunya Gibson menggamabar kota Palembang yang dijulukinya sebagai kota pemberani. di mana orang-orang berjuang melawan cengkeraman penjajah. Baca selengkapnya di sini.
5. Ring of Fire
Lawrence Blair dan Lorne Blair adalah orang dibalik sekaligu penulis buku yang menguak bagaimana Indahnya Indonesia lewat bukunya Ring Of Fire. Buku terbitan Ufuk menguak serunya berpetualang di Indonesia dengan berbagai misteri dibalik keindahannya.
Terbit tahun 1988, perjalanan awal dua bersaudara ke Tanah Air ini dimulai ketika ketertarikannnya pada Burung Cenderawasih Kuning-Besar.
Sebelum menemukan burung yang jadi tujuannya tersebut, mereka menceritakan bagaimana petualangannya di Indonesia dengan singgah di pulau demi pulau dan menjampai banyak karakter manusia yang belum pernah ditemuinya. Baca selengkapnya di sini. (Ism)