Pelik perjalanan rumah rekaman Lokananta. Menyimpan bukti rekaman 5000 lagu daerah, tak dapat perhatian pemerintah, dan keropos digerogoti oleh modernisasi.
Feed - Sebelum banyak perusahaan rekaman musik berteknologi mutahir seperti saat ini, Indonesia memiliki rumah musik terbesar dengan aset bersejarah di dalamnya.
Musisi papan atas tempo dulu seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Pusapa, hingga Didik Kempot pernah menginjakan kaki dan melahirkan mahakaryanya di atas bangunan dengan luas tanah 21.500 meter itu.
Membanggakan Indonesia memiliki bangunan bersejarah yang menjadi cikal bakal berkembangnya industri kreatif tanah air. Sayangnya pemerintah tak melirik aset sejarah yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, No. 379, Solo ini.
Bangunan yang dulunya dengan gagah berdiri kini seakan keropos digerogoti oleh modernisasi. Bagaimana perjalanan perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia? berikut ceritanya.
1. Lokananta Berdiri sejak tahun 1956
Kokoh di tanah Presiden Indonesia lahir, Lokananta didirikan pada tahun 1956 dan berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Dalam bahasa sansekerta, Lokananta memiliki arti “Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh”.
Dalam perjalanannya sebagai perusahan rekaman musik, Lokananta mempunyai dua tugas besar, yaitu produksi hingga duplikasi piringan hitam dan kemudian cassette audio. Di tahun 1958, piringan hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI. Baca selengkapnya di sini.
2. Lokananta menyimpan bukti rekaman 5000 lagu daerah
Sebagai perusahaan musik pertama di Indonesia, Lokananta ini menjadi arsip penting sekaligus bukti lahirnya ribuan lagu-lagu daerah di Nusantara.
Ada 5000 lagu daerah yang tersimpan rapih dengan kualitas suara yang baik termasuk rekaman lagu Rasa Sayange dari Maluku yang sempat dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962. Baca selengkapnya di sini.
3. Lokananta punya arsip 40ribu keping piringan hitam hasil rekaman seniman tanah air
Banyak piringan hitam yang tersimpan di gedung tua ini, menjadikan Lokananta disebut-sebut sebagai perpustakaan audio. Bukan hanya ratusan, di tempan ini Lokanantan memiliki arsip lagu bersejarah sebanyak 40 ribu keeping piringan hitam serta koleksi audio dalam beragam format.
Hebatnya lagi, lokananta juga menyimpan arsip negara berupa rekaman pidato Bung Karno yang mampu mengungkapkan secara gamblang tentang misteri seputar Supersemar, rekaman berisi Pidato Kenegaraan Bung Karno pada peringatan kemerdekaan RI ke-21 tahun 1966. Baca selengkapnya di sini.
4. Lokananta ditelantarkan dan diacuhkan negara
Lokananta yang dulu menjadi pusat perhatian para penggiat musik tanah air, kini sudah mulai dilupakan. Tak hanya dari warganya saja, pemerintah yang menaungi bangunan bersejarah pun tak melirik aset yang sejak dulu memiliki kontribusi besar dalam industry kreatif di Indonesia.
Kondisinya kini cukup memprihatinkan, Bahkan penghasilan Lokananta sendiri hanya berasal dari dana hasil penyewaan studio, penggandaan kaset,dan lain sebagainya. Suasana di dalam Lokananta pun sempat tak terurus, aroma tak sedap di dalam bangunan harus disetrilkan menggunakan aroma kopi. Baca selengkapnya di sini.
5. Lokananta batal jadi museum musik
Sadar akan nilai sejarah Lokananta beberapa artis papan atas seperti Glenn Fredly melakukan sebuah gerakan yang bernama #savelokananta. Selain Glenn, grup musik White Shoes and The Couples Company juga merekam ulang lagu-lagu mereka untuk mengenalkan kembali kepada generasi muda Indonesia agar peduli dengan Lokananta.
Dari banyaknya gerakan yang peduli dengan salah satu aset sejarah ini, pemerintah pun bergerak dengan mengajukan usulan agar Lokananta dijadikan sebagai museum musik.
Namun, rencana ini akhirnya kandas lantaran Kemendikbud menilai pengelola Lokananta yang berada di bawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) tak serius menanggapi keinginan tersebut. Baca selengkapnya di sini.