Sedentary life atau kurang bergerak merupakan peringkat 4 teratas penyebab kematian. Penyakit seperti obesitas hingga diabetes bisa terjadi akibat kurang bergerak.
Feed - Dampak dari kemajuan teknologi ternyata sangat luas. Salah satunya yakni membawa manusia untuk malas bergerak yang dapat mengakibatkan kesehatan tubuh memburuk.
Pola kerja yang terus menerus berhadapan dengan komputer contohnya. Mereka yang bekerja di dalam ruangan lebih merasa nyaman dibanding bekerja di luar ruangan. Padahal resiko untuk terkena penyakit lebih rentan terjadi bagi mereka yang bekerja dalam ruangan dan tak membiasa untuk lebih banyak bergerak.
Parahnya, kebiasaan yang tak disadari ini sudah menjadi gaya hidup dan kerap kali disebut dengan sedentary lifestyle. Salah satunya adalah sitting disease atau penyakit duduk, di mana seseorang tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau tidak banyak melakukan gerakan.
Akibtanya fatal, sedentary life atau kurang bergerak merupakan peringkat 4 teratas penyebab kematian. Berikut 5 dampak negatif kurang bergerak bagi kesehatan tubuh.
1. Badan bersiko mengalami obesitas
Kebiasaan kurang bergerak memang sering kali dikaitkan dengan meningkatnya jumlah anak-anak yang mengalami overweight atau obesitas.
Hal ini terjadi karena anak-anak kerap menonton televise dengan durasi yang lebih dari dua jam dan dibarengi dengan aneka camilan dengan kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi. Baca selengkapnya di sini.
2. Memicu tekanan darah tinggi
Banyak yang tak peduli dengan gaya hidup sedentary ini. Mereka cenderung cuek dengan kebiasaan kurang bergerak yang rentan akan penyakit. Tak hanya obesitas, tekanan darah tinggi atau hipertensi juga akan dialami bagi mereka yang terus menerus berada di zona nyaman dan malas untuk bergerak.
WHO dalam terbitannya Global Health Risk: Mortality and Burden of Deases Attributable to Selected Major Risk menunjukan bahwa kurang latihan fisik atau physical inactivity berada dalam peringkat 4 teratas penyebab kematian setelah Hipertensi, Diabetes dan merokok. Baca selengkapnya di sini.
3. Menyebabkan diabetes
Penyakit diabetes tak hanya disebabkan oleh factor keturunant etapi juga dipengaruhi oleh bebeapa faktor lain yang multi-kompleks, antara lain kebiasaan hidup dan lingkungan. Gaya hidup yang kerap menyerang anak-anak yakni sedentary lifestyle juga bisa menjadi pemicu penyakit kelebihan gula ini.
Hal ini terjadi karena kalori yang mengendap di dalam tubuh tidak mengalami pembakaran secara seimbang. Sehingga mengakibatkan obesitas yang memang sangat rentan terkena penyakit diabetes ini. Baca selengkapnya di sini.
4. Mengakibatkan lemahnya koordinasi motorik
Ada sebuah studi yang dilakukan oleh The American Journal of Human Biology menunjukkan, bahwa anak berusia usia 9-10 tahun yang menghabiskan 75 persen waktu mereka dengan aktivitas kurang gerak memiliki risiko sembilan kali lebih besar mengalami kurangnya koordinasi motorik dibanding anak-anak sebaya yang melakukan aktivitas fisik.
Padahal, perkembangan kemampuan koordinasi motorik sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Aktivitas sedentary yang kerap kali dilakukan oleh anak akan berdampak negatif menurunnya tingkat kebugaran, berkurangnya rasa percaya diri, dan menurunnya prestasi belajar anak. Baca selengkapnya di sini.
5. Membahayakan kesehatan postur dan tulang belakang
Jarak melakukan sebuah gerakan dan terlalu lama menghabiskan waktu dengan berdiam diatas kursi juga memiliki efek yang fatal bagi tubuh. Secara perlahan tubuh akan mulai mematikan fungsi-fungsi pada level metabolisme.
Saat otot-otot besar untuk bergerak seperti kaki menjadi tidak bergerak, sirkulasi akan melambat dan tubuh akan membakar kalori lebih sedikit. Baca selengkapnya di sini.