Apakah peran gadget dan tayangan pornografi sebagai penyebab seseorang akhirnya melakukan tindakan kejahatan seksual?
Pornografi tidak tepat dikatakan penyebab (cause), melainkan salah satu faktor risiko (risk factors). Terdapat perbedaan fundamental terhadap arti kata sebab dan faktor risiko. Kata ‘sebab’ memiliki hubungan erat dengan kata ‘efek’. A menyebabkan B. Pornografi menyebabkan kekerasan seksual.
Dalam faktanya, pornografi sudah ada sejak zaman dulu dalam bentuk komik, film, buku yang diakses oleh remaja. Tidak semua remaja mengakses pornografi 100% akan menjadi pelaku kekerasan seksual.
Remaja yang teradiksi dengan pornografi rentan terhadap seks bebas dikarenakan melemahnya fungsi (pre-frontal cortex) kontrol dan manajemen diri. Lebih tepat dikatakan bahwa pornografi adalah salah satu faktor risiko terhadap kekerasan seksual.
Artinya, pengguna pornografi rentan terhadap resiko perilaku kekerasan seksual. Bukan penyebab! Faktor risiko pun terbagi dua yaitu risiko tinggi atau risiko rendah. Dalam kaitannya dengan perilaku kekerasan seksual, faktor risiko tertinggi bukan dari tontonan pornografi namun pada pola asuh orangtua.
Pola asuh orangtua yang permisif memberikan gadget kepada anak secara bebas tanpa supervisi, tanpa memahami pro dan kontra fungsi gadget, tanpa aturan main adalah SALAH. Dengan kata lain, orangtua telah lalai dalam memberikan perlindungan kepada anak dari bahaya penyalahgunaan gadget secara bebas.