Mereka kerap meminta uang pada pengelola atau mengutip uang dari para pengunjung yang datang.
Feed.merdeka.com - Sempat menjadi tempat tujuan wisata selama libur lebaran, Puncak Hoza, sebuah taman yang berlokasi di Desa Kampung Yaman, Aek Natas, Labuhanbatu Utara ini terpaksa menutup operasionalnya. Tindakan ini diambil setelah pengelola tidak tahan atas pungutan liar (pungli) yang dilakukan warga sekitar.
Ya, pungli atau biasa disebut 'uang rokok' tersebut kerap dilakukan para pemuda sekitar. Mereka kerap meminta uang pada pengelola atau mengutip uang dari para pengunjung yang datang.
Pengelola berkali-kali mencoba mengalah dengan membuka lapangan kerja bagi pemuda setempat. Namun hal itu tidak mengurangi aksi minta 'uang rokok' meski sudah mendapatkan penghasilan dari taman wisata itu. Termasuk membuka penjualan tiket dua kali yang uangnya diberikan pada mereka.
Pengunjung sudah membayar dua kali, namun saat masuk ke dalam wahana tetap dimintai uang tambahan.
Kabar sedih tersebut akhirnya dikabarkan oleh Laburaku. 'Uang rokok' disebut menjadi alasan utamanya.
Meski begitu, penutupan tidak berlangsung selamanya. Pengelola berjanji akan membuka kembali taman tersebut pada Agustus mendatang sembari memberbaiki wahana-wahana yang ada, namun tanpa ada 'uang rokok' lagi tentunya.
Sungguh miris memang, tradisi pungli yang ingin dihapus Presiden Jokowi malah jadi tradisi di kawasan wisata. Entah sampai kapan aksi itu terus berlangsung.