Bukan bermaksud mengecilkan, tapi sekelumit cerita ini hanya bisa dimengerti oleh warga Depok.
Feed - Depok merupakan salah satu kota unik yang ada di pinggir Jakarta. Tak hanya dari segi tata kota, kebijakan yang dikeluarkan sang Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, juga kadang bikin warga Depok geleng kepala.
Setidaknya ada empat kebijakan nyentrik yang dikeluarkan semasa kepemimpinannya. Di antaranya adalah sehari tanpa nasi, sehari tanpa mobil, makanan dan minum dengan tangan kanan, dan meminta para PNS untuk membawa pohon dari kampung.
Di luar itu semua, Depok memberi banyak kesan bagi warganya. Bukan bermaksud mengecilkan, tapi sekelumit cerita ini hanya bisa dimengerti oleh warga Depok.
1. Pergi subuh, pulang malam
via chirpstory.com
Tidak bisa dianulir kalau Jakarta itu ladangnya untuk mencari rejeki. Hal itu yang juga dirasakan banyak orang, termasuk warga Depok. Setidaknya ada sekitar 400 ribu warga Depok yang setiap hari pergi ke Ibu Kota untuk bekerja. Agar menghindari macet, atau meminimalisir keterlambatan, mereka rela berangkat pagi-pagi sekali dan pulang sudah larut malam.
Tandi, warga Jalan Cimanuk, Depok Timur, Depok, Jawa Barat, seperti dikutip suarakarya.id, mengaku dirinya hampir setiap hari tidak pernah melihat matahari di Depok. Tak heran jika anekdot “Warga Depok Pergi Gelap Pulang Gelap” melekat pada mereka yang bermukim di sana.
2. Mengandalkan UI sebagai sarana olah raga
via infonitas.com
Untuk urusan kebugaran, kota Depok masih sangat minim untuk menyediakan sarana olah raga. Sebagai gantinya, Universitas Indonesia (UI) kerap kali jadi sasaran bagi mereka yang ingin beraktivitas mencari keringat. Soal kelengkapan jangan diragukan, UI memiliki banyak sarana mulai dari lapangan sepak bola, lapangan basket, jogging track, hingga lapangan tenis.
3. Was-was pulang malam
via rimanews.com
Kota depak lekat dengan aksi kejahatan bermotor. Bahkan, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menilai, Kota Depok sudah darurat begal sepeda motor.
Hal ini membuat warganya ketar-ketir, merasa was-was untuk melintasi kawasan Depok saat malam hari. Bagaimana tidak, aksi begal di kawasan Depok sudah beberapa kali memakan korban jiwa.
4. kesulitan menyeberang
via fikomug2012
Ini yang paling umum dirasakan warga Depok, terutama mereka yang kerap kali bolak-balik di kawasan Margonda Raya.
Infrastruktur kota Depok bisa dibilang sedikit kacau. Selain macet, jembatan penyeberangan orang (JPO) di Kota Belimbing ini juga sangat minim. Sepanjang jalan Margonda Raya setidaknya terhitung hanya ada dua JPO yang melintang. Penyeberang jalan hanya mengandalkan zebra cross untuk melintas di tengah keramaian kendaraan.
5. Tak punya klub sepakbola kebanggaan
via inilahdepok.com
Umumnya, setiap wilayah di Indonesia memiliki klub sepakbola kebanggaan. Sebut saja Persija, Si Macan Kemayoran yang jadi klub kebanggaan Ibu Kota Jakarta. Persib Bandung yang memiliki fans dengan sebutan bobotoh, atau Persebaya Surabaya yang khas dengan kostum warna hijaunya.
Namun hal itu sepertinya tidak dimiliki warga Depok. Kota Belimbing ini memang sempat memiliki klub sepakbola, tapi itu dulu. Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Depok (Persikad) kini bukan lagi milik masyarakat Kota Depok. Klub yang nyentrik dengan kostum warna kuning itu kini dibeli oleh sejumlah PNS Pemkab Purwakarta yang berpatungan dengan pihak swasta.
Baca juga: Waspada! Ini Modus Pelaku Begal Untuk Makan Korban