Anak-anak ini layak dimengerti, dicintai, serta dihargai seperti anak lainnya.
Feed.merdeka.com - Memperingati Hari Autisme Sedunia yang jatuh pada tanggal 2 April 2016, Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI) mengadakan konser musik guna mengkampanyekan memiliki anak autismue bukanlah akhir dari segalanya. Kegiatan ini sebagai persembahan atas dedikasi orangtua dengan anak-anak penyandang autisme di seluruh Indonesia.
Autisme sendiri merupakan gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan keinginannya. Inilah yang akahirnya membuat perilaku hubungan antara penyandang autisme dengan orang lain terganggu.
"Kami ingin menyemangati para ibu dengan anak autisme, bahwa memiki anak autisme bukan akhir dari segalanya," ujar Gayatri Pamoedji, Ketua MPATI sekaligus orangtua dari anak autisme, saat ditemui di Jakarta.
Konser musik yang berlangsung tepat pada Hari Autisme Sedunia ini menampilkan kolaborasi seni anak dengan autisme yang didampingi musisi ternama Indonesia. Seperti Ananda Sukarlan, Band D'Masiv, serta Nitibaskara, yang peduli dan percaya bahwa anak-anak ini layak dimengerti, dicintai, serta dihargai seperti anak lainnya.
Konser bertajuk 'The Joy of Being Special Parents' ini diselenggarakan di Ice Place, Lotte Shoping Avanue, Jakarta Selatan. Temanya pun bukan main-main,"Autisme is NOT a Joke". Slogan yang menyadarkan masyarakat agar tidak menggunakan kata 'autisme' bukan untuk candaan.
"Sering sekali kata autisme digunakan untuk ejekan. Rasanya tidak pantas dan tidak lucu menggunakan kata autisme," tambah Gayatri.
Acara ini merupakan bagian dari program 'Jakarta Ramah Austisme' yang dicangkan oleh Joko Widodo, mantan gubernur DKI Jakarta, pada tanggal 6 April 2013. Program itu kemudian masih dilanjutkan oleh penerusnya, Ir Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). MPATI pun berupaya menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak dengan autisme di Indonesia.
Baca juga:
Inilah Gejala Autisme pada Bayi