1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KESEHATAN


  8. Reporter : Anisha    9 November 2015 10:22

    Begini Ciri Anak yang Terkena Pneumonia

    Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap.

    Feed - Hati-hati dengan penyakit pneumonia pada anak Anda. Banyak kasus kematian pada balita disebabkan penyakit ini yang bersumber dari virus, bakteri, serta jamur.

    Pneumonia sendiri adalah penyakit radang paru yang bersifat akut. Dr. Nastiti dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan, penyakit ini disebabkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Akibat infeksi ini, jaringan paru akan rusak dan mengganggu kebutuhan oksigen. Inilah yang akhirnya berdampak fatal bisa menyebabkan kematian pada anak.

    via www.njfamily.com

    Gejala pneumonia bervariasi, mulai dari pernapasan yang cepat sampai kegagalan pernapasan dan tekanan darah yang sangat rendah atau dikenal dengan istilah syok septik. Jika pneumonia terjadi setelah bayi lahir, gejalanya akan timbul secara bertahap. Terkadang bayi tiba-tiba menjadi sakit yang disertai dengan turun-naiknya suhu tubuh.

    Gejala pneumonia adalah demam, batuk, sesak napas, serta napas, dan nadi cepat. Gejala ini memang seperti tanda penyakit biasa, itu sebabnya Anda harus memastikan dengan meminta diagnosa dari dokter anak.

    "Anak gelisah, frekuensi napas lebih cepat dari biasanya, tampak tarikan dinding dada bagian bawah, serta bibir tampak kebiruan, itulah tanda atau gejala anak terkena penyakit pneumonia," kata dr.Nastiti saat ditemui di acara 'Permasalahan dan Upaya Pengendalian Pneumonia' di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Jumat, 6 November 2015.

    Ditambahkan olehnya bahwa gejala kejang, tidak bisa minum, dan disertai muntah, adalah tanda si anak harus langsung ditangani oleh dokter karena gejala itu pneumonia yang sudah parah.

    via topnews.ae

    "Mulanya anak saya panas tinggi pertamanya dokter menyatakan bahwa anak saya yang berusia sepuluh bulan ini terkena campak. Namun panasnya tak kunjung turun dan ditambah pilek serta batuk. Kemudian saya membawanya lagi ke dokter, ternyata anak saya terjangkit radang paru," ungkap Iis Juabedah (34), ibu dari penderita pneumonia, M.Rizky Putra (sepuluh bulan), di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

    Dr. Nasiti menambahkan deteksi dini penyakit ini bisa dilakukan dengan menghitung napas si anak. Batasan frekuensi napas anak umur kurang dari dua bulan adalah 60 frekuensi napas,  usia dua hingga 12 bulan adalah 50 frekuensi napas, sedangkan umur satu hingga lima tahun 40 frekuensi napas.

    Dikatakan dr. Sigit Priohutomo, MPH, Direktur Pengendalian Penyakit menular Langsung dari Depkes RI, banyak ibu-ibu yang kerap mengabaikan imunisasi karena mengganggap ASI sudah cukup. Padahal pneumonia dapat dicegah dengan menghilangkan faktor risiko pneumonia seperti malnutrisi, imunisasi tidak lengkap, defisiensi vitamin A, kepadatan lingkungan, polusi udara, dan cuaca dingin. Ia juga menambahkan mencuci tangan terlebih dahulu saat ingin memegang anak Anda. Dengan demikian bakteri tidak berpindah ke tubuh anak. (Anisha Saktian.P)

    Baca juga:

    7 Seleb Dunia Ini Mengaku Menderita Penyakit Mental

    Berantas Gelambir di Perut dengan Hanya Segelas Air Ini

    7 Tipe Kanker Mematikan yang Mengintai Anak-Anak

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES