1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KISAH INSPIRATIF


  8. Reporter :     5 Februari 2018 19:30

    Milyuner Alibaba, Jack Ma tak mau anaknya jadi juara kelas

    Gaya Jack Ma mendidik anaknya memang tidak seperti orangtua kebanyakan, yang menginginkan anak mereka memiliki prestasi akademis.

    Feed.merdeka.com - Pengusaha kaya raya Jack Ma, yang memiliki kekayaan mencapai US$40,8 miliar atau sekitar Rp55 triliun, ternyata tak memiliki harapan neko-neko terhadap pendidikan anaknya.

    Saat hadir dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia baru-baru ini, pendiri Alibaba itu berbagi tentang kisah hidupnya yang tidak pernah mendapatkan pendidikan yang tinggi.

    "Saya lahir di keluarga yang sangat miskin. Saya tidak pernah mendapat pendidikan yang bagus. Saya gagal dalam ujian karena alasan apa, saya tidak tahu," kata Jack Ma seperti dikutip Nextshark.com.

    Tanpa uang, pengetahuan teknologi dan latar belakang yang baik, Ma kemudian menyadari bahwa dia hanya bisa menantikan masa depan.

    "Mari berkompetisi 10 tahun kemudian. Inilah yang saya percaya dalam 10 tahun akan terjadi. Jadi semua yang saya lakukan untuk tujuan itu. Saya tahu 10 tahun kemudian, hal ini akan terjadi, jadi bersiaplah untuk itu," ujarnya.

    Ungkapan Ma tetap sama dengan apa yang dia katakan pada anak laki-lakinya bertahun-tahun yang lalu. Tech in Asia menerjemahkan kutipan ini dari "Pidato Internal Jack Ma" milik Red Flag Publishing, "Trust in Tomorrow ":

    "Saya memberi tahu anak saya: Anda tidak perlu berada di posisi tiga di kelas Anda, berada di tengah baik-baik saja, asalkan nilai Anda tidak terlalu buruk. Hanya orang seperti ini (siswa tengah jalan) yang memiliki cukup waktu luang untuk belajar keterampilan lainnya. "

    "Saya pikir, jika ekonomi China ingin berkembang, dibutuhkan banyak UKM dan perusahaan yang dijalankan secara individual, dan itu membutuhkan banyak pengusaha dengan nilai dan dorongan."

    Saran Ma tidak konvensional sesuai norma orang-orang China dan kebanyakan orangtua lainnya di dunia, dimana penekanan pada keunggulan akademis hampir selalu dibebankan kepada anak. Para siswa yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi nasional, adalah bukti sempurna untuk ini.

    Tapi yang jelas, Ma sedang mengajarkan anaknya untuk melihat dunia dari lensa yang berbeda.

    Dia mendesak para hadirin yang datang pada pertemuan WEF:

    "Kita tidak bisa mengajari anak-anak kita untuk bersaing dengan mesin yang lebih cerdas - kita harus mengajari anak-anak kita sesuatu yang unik. Dengan cara ini, 30 tahun kemudian, anak-anak kita akan mendapat kesempatan."

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES