Pada 1839, Charles Goodyear menemukan vulkanisasi karet. Kemudian pada 1855, kondom pertama kali diproduksi dengan bahan yang terbuat dari karet.
Di zaman itu, kondom bukan sekali buang, tapi dapat digunakan lagi. Meski sudah ada kondom karet, namun 'alat pengaman' yang terbuat dari kulit masih lebih populer karena harganya yang lebih murah.
Kemudian muncul masalah pada produksi kondom karet. Setiap pria yang akan menggunakan alat kontrasepsi itu harus memesannya lebih dulu alias custom made.
Hingga akhirnya ada produsen kondom yang memproduksi 'alat pengaman' itu secara massal dan sesuai dengan ukuran Mister P banyak orang. Seiring perkembangan zaman atau tepatnya pada 1920, muncul latex.
Proses pembuatan kondom semakin canggih berkat teknologi. Kondom lateks pertama diproduksi oleh Young Rubber Company dan diproduksi massal, dengan harga yang jauh lebih murah.
Meski demikian ternyata kondom dengan bahan lateks masih ada kekurangan yaitu bocor ketika digunakan. Oleh karena itu Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat , menguji hasil produksi kondom yang difungsikan juga sebagai 'obat'.
Ketika kondom mulai naik popularitasnya, alat pengaman itu akhirnya diuji agar efektif penggunaannya. Kondom tak lagi menjadi salah satu alat pengendali kehamilan, tapi juga sebagai 'obat' yang mampu mencegah penyakit menular seperti AIDS.
Polisi larang pengendara buka GPS, tapi solusi untuk ojol ini bikin ngakak
13 Maret 2018 09:01Fakta baru generasi milenial yang bikin Anda berkata: oh kita juga ya?
12 Maret 2018 12:01