1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. U
  6.  » 
  7. UNIK


  8. Reporter : Indra    15 Januari 2015 18:43

    Kisah Bripda Taufiq, Raih Mimpi dari `Kandang` Sapi

    Meski hidup susah, bukan berarti mimpi besar tak bisa terwujud.

    Feed - Menjadi bagian dari anggota Polri tidaklah mudah. Proses panjang harus dilalui. Bercucuran keringat dan membutuhkan perlu banyak uang untuk lolos tes sebagai polisi.

    Itulah yang dihadapi Muhammad Taufiq Hidayat, seorang polisi yang baru saja menyelesaikan pendidikan polisi tahun 2014 lalu.

    Taufiq lahir bukan dari keluarga berkecukupan. Untuk hunian yang jadi tempat tinggal sehari-harinya saja jauh dari kata layak. Rumah yang ditinggalinya bertahun-tahun itu bekas kandang sapi.

    Awalnya Taufiq sempat berkecil hati untuk mewujudkan keinginan menjadi seorang polisi. Dari segi dana, ia merasa tak mampu mengucurkan banyak uang untuk lolos tes.

    Tapi tekadnya tidak lantas pudar begitu saja. Berkat bantuan sahabat dan sang ayah, Taufiq pun membulatkan tekad menjadi polisi usai lulus SMA.

    Keterbatasan dana harus memaksa Taufiq meminimalisir segala kebutuhannya. Setelah mimpinya terwujud menjadi polisi terwujud. Taufiq harus berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya.

    Sebagai manusia bermental baja, kondisi itu tentu bukan masalah baginya. Taufiq tetap bekerja maksimal. Menikmati kerja keras dari mimpinya sejak dini. Berikut kisah lengkap Bripda Taufiq, meraih mimpi dari kandang sapi.

    1. Tinggal di Kandang Sapi

    via merdeka.com

    Rumah seorang polisi berpangkat Bripda, Muhammad Taufiq Hidayat ini hanya berukuran 4x7 meter. Tidak memiliki daun pintu dan hanya ditutupi gorden kucal. Rumah itu adalah bekas kandang sapi di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman.

    Kesehariannya Taufiq tinggal bersama sang ayah dan ketiga adiknya. Rumah itu dibangun oleh ayahnya setelah berpisah dengan ibunya dua tahun lalu.

    Menjelang malam tiba, Taufiq harus berbagi tempat dengan sang ayah untuk bermimpi. Taufiq bersama ketiga adiknya tidur di dalam rumah, sementara sang ayah tidur di bak mobil tua miliknya yang biasa dipakai untuk menambang pasir. Baca selengkapnya di sini via merdeka.com.

    2. Cita-cita Jadi Polisi Sejak Dini

    via merdeka.com

    Keinginannya menjadi polisi sudah tertanam sejak ia di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketika itu dia menggambarkan sosok polisi adalah sosok yang gagah dan punya wibawa besar.

    Apalagi ketika berseragam coklat dan baret di kepala, Taufiq punya pandangan bahwa polisi itu keren. Dari situ Taufiq punya mimpi untuk menjadi seorang polisi. Baca selengkapnya di sini via merdeka.com.

    3. Doa dan Restu Orang Tua Iringi Keberhasilan Taufiq

    via merdeka.com

    Taufiq hidup jauh dari kata cukup. Kondisi ekonomi yang serba kekurangan sempat membuatnya berkecil hati untuk mendaftar sebagai polisi.

    Hal itu timbul karena dia mendengar cerita bahwa untuk lolos sebagai polisi harus menyediakan uang yang jumlahnya mencapai ratusan juta.

    Tapi ayah dan sahabatnya meyakinkan Taufiq. Setelah lulus SMA ia harus menjadi polisi. Ketika menginjak kelas 3 SMA, Taufiq terus menggenjot peforma fisiknya dan ikut ekstrakurikuler Pramuka.

    Setelah lulus SMA, Taufiq pun mendaftarkan dirinya sebagai anggota kepolisian Nasional. Berbagai tes telah dilalu. Hasilnya pun tak sia-sia, kerja kerasnya terbayar saat papan pengumuman dengan jelas memamerkan namanya lolos tes. Mimpi menjadi seorang polisi akhirnya terwujud. Baca selengkapnya di sini via merdeka.com.

    4. Tak Punya Kendaraan, Taufiq ‘Ngantor’ Berlari

    via merdeka.com

    Hidupnya yang serba kekurangan membuat Taufiq harus mengandalkan kedua kakinya untuk sampai ‘markas’ dimana ia bekerja. Ia berlari menopang semangat untuk sampai tempatnya kerja di Polda DIY sejak matahari belum terbit.

    Sebelumnya Taufiq juga pernah melakukan hal yang sama. Dia berlari dari rumahnya di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, ketika hendak tes masuk polisi. Baca selengkapnya di sini via merdeka.com.

    5. Gaji Pertama Untuk Kontrak Rumah

    via merdeka.com

    Meski sudah menjadi polisi Bripda Taufiq belum bisa mengontrak rumah yang layak untuk Bapak dan adik-adiknya. Hal ini lantaran dia belum menerima gaji karena baru beberapa hari bertugas di Sabhara Polda DIY.

    Uang saku yang didapatnya selama pendidikan polisi hanya cukup untuk memanjakan isi perut dan kebutuhan pendidikan. Ia berjanji gaji pertamanya sebagai polisi akan dugnakan untuk mengotrak rumah, agar sang ayah dan ketiga adiknya bisa tinggal dengan nyaman. Baca selengkapnya di sini via merdeka.com. (Ism)

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES