Wang Fuman mungkin menjadi bocah paling tenar dan viral di dunia maya saat ini.
Feed.merdeka.com - Wang Fuman mungkin menjadi bocah paling tenar dan viral di dunia maya saat ini. Tenar dengan sebutan Ice Boy, Fuman pun ditawari bersekolah di sekolah swasta tanpa dipungut biaya.
Namun, ada kabar tak mengenakkan. Dikutip dari laman Shanghaiist, 8 Maret 2018, sekolah itu meminta orangtua Fuman memindahkan anak mereka ke sekolah lama. Padahal, Fuman baru seminggu menimba ilmu di sekolah tersebut.
Baca: Demi sampai di sekolah, rambut anak ini membeku jadi es
Kepala sekolah bermarga Yang mengaku tidak bisa menghadapi perhatian publik dan media, serta efek ketenaran Fuman lainnya terhadap sekolah.
Selasa sore, pengelola sekolah memanggil ayah Fuman, Wang Gangkui, dan memintanya menjemput Fuman dan mengembalikannya ke sekolah lama, demikian dilaporkan South China Morning Post (SCMP).
Kepada SCMP, Yang mengaku sempat berharap bisa berbuat sesuatu dengan mengangkat Fuman sebagai murid di sekolahnya. Namun, dia tak menyangka "sakit kepala" yang harus dialami karena ketenaran si kecil Ice Boy.
"Awalnya, saya tidak tahu. Tapi, kemudian saya menemukan bahwa Fuman dianggap sebagai figur kunci oleh Kementerian Pendidikan untuk membantu program Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Sangat sedikit siswa seperti itu di provinsi Yunnan. Selama dia ada di sekolah ini, kami menerima banyak permontaan dari berbagai level departemen pemerintah untuk menginspeksi kami. Banyak media massa yang bersikukuh untuk mewawancarai kami. Tidak mungkin saya menolak semua permintaan itu."
Meski beberapa guru menilai sekolah harus mempublikasikan siswa barunyanya itu di media, Yang menilai sekolah harus dijalankan secara biasa dan jauh dari sorotan publik.
Ketika ayah menjemput Fuman, Yang memberinya 15 ribu yuan atau sekitar Rp32,6 juta.
Wang dilaporkan kaget dan terperangah dengan keputusan sekolah yang mengeluarkan anaknya hanya dalam waktu sepekan. Fuman juga kecewa. Kepada SCMP dia mengaku sangat menyukai sekolahnya yang baru.
"Para guru mengajar lebih baik dibandingkan di Zhuanshanbao Primary School. Semua murid juga fokus belajar dan tidak banyak bicara di kelas.
Saya tinggal di situ sehingga tidak perlu berjalan kaki jauh menuju sekolah. Saya juga makan enak. Tidak seperti di rumah. Ketika nenek sibuk, saya dan kakak harus mencari makan sendiri karena kami tidak bisa masak, kami hanya merebus kentang. Tapi di sekolah Xinhua, saya makan banyak makanan," kata dia.
Tampaknya, bocah 8 tahun itu kembali harus menjalani hari-harinya seperti dulu.