1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. O
  6.  » 
  7. OPERASI PLASTIK


  8. Reporter :     4 Januari 2018 12:00

    Ingin punya bokong seperti Kim Kardashian, wanita ini rogoh kocek Rp6 M

    Sebelum tindakan operasi ini dilakukan, sudah ada delapan dokter yang menolaknya karena berisiko tinggi.

    Feed.merdeka.com - Memiliki tubuh seksi menjadi impian bagi sebagian wanita. Termasuk Jennifer Pamplona dari Sao Paolo, Brasil, yang mengidolakan selebriti seksi, Kim Kardashian.

    Saking ngefansnya dengan Kim Kardashian, Jennifer sampai ingin bentuk bokongnya mirip dengan sang idola.

    Demi memiliki bokong seperti Kim Kardashian, Jennifer rela merogoh kocek hingga Rp6 miliar. Uang sebanyak itu dikeluarkan untuk melakukan injeksi empat pints (suntikan) lemak ke bokongnya.

    Setelah tindakan operasi dilakukan, Jennifer merasa lebih percaya diri dan bahagia, seperti dilansir New York Post. Dia pun berharap bakal memiliki bokong lebih besar dari istri Kanye West itu.

    Sebelum tindakan operasi ini dilakukan, sudah ada delapan dokter yang menolaknya karena berisiko tinggi. Namun, Jennifer sendiri tak takut.

    "Dokter sudah tanya apakah aku takut mati karena tindakan operasi, dan aku menjawab jika hal itu terjadi, aku akan mati dengan bahagia dan cantik," kata wanita berusia 24 tahun itu kepada New York Post.

    Menurut asisten profesor di bidang bedah dari University of Cincinnati College of Medicine, Ryan Gobble, lemak pada operasi pembesaran bokong diambil dari punggung, perut, pinggul, dan paha. Lalu diinjeksi ke bokong.

    "Sel-sel lemak itu bisa terintegrasi ke bokong dan menjadi sel hidup lagi," kata ahli bedah plastik bersertifikat dari New York City, Matthew Schulman.

    Dibanding implan, injeksi lemak memiliki komplikasi lebih sedikit. "Namun tetap saja ada risiko di setiap prosedur yang berlangsung," kata Gobble mengutip Women's Health.

    Ada kemungkinan, walaupun jarang, adalah reaksi terhadap anestesi. Bengkak dan memar juga bisa terjadi, tapi hanya berlangsung beberapa minggu, seperti disampaikan Schulman.

    Pada beberapa kasus, ada yang meninggal usai menjalani operasi pembesaran bokong. Namun, kebanyakan kegagalan itu tidak dilakukan ahli bedah plastik bersertifikat.

    "Itulah kenapa penting untuk memastikan bahwa dokter melakukan tindakan operasi plastik tersebut bersertifikat," kata Gobble.

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES