Perhatian!! Kami Melarang Gojek dan Grab Bike Masuk Ke Dalam Kawasan Ini,”
Feed - Lika-liku transportasi di Jakarta tampak semakin kusut. Kini, polemik itu muncul dari transportasi umum sepeda motor yang dikenal dengan sebutan ojek. Tak pernah terbayang di benak kita kalau ojek telah menjadi perbincangan menarik, mulai dari kelas warung kopi, hingga kalangan artis.
Ya, sejak kemunculan ojek modern yang memanfaatkan teknologi seperti Gojek dan Grab Bike, transportasi ini seakan naik kelas ke level yang lebih tinggi. Penghasilannya pun selangit, seperti dikutip merdeka.com, selama satu bulan sopir Gojek bisa meraup upah Rp7 - Rp9 juta rupiah.
via go-jek.com
Kepraktisan dan mobilatas ojek modern ini merupakan hal istimewa yang ditawarkan untuk para penumpangngnya. Dengan tarif terjangkau dan segala kemudahan yang diberikan, ojek modern ini menjelma menjadi primadona di tengah riuhnya kemacetan Ibu kKta.
Sayangnya, kehadiran mereka seakan jadi “mesin pembunuh” bagi ojek konvensional yang mangkal di tiap mulut jalan atau gang-gang di Jakarta. Gojek dan Grab Bike dianggap mengambil penumpang yang sejatinya menjadi sumber penghasilan para ojek konvensional.
Hal ini terlihat dengan adanya aksi protes di beberapa kawasan yang melarang masuknya Gojek dan Grab Bike ke area ojek konvensional biasa mangkal. Dari foto yang diunggah oleh pemilik akun facebook Buanawista Fajar Gafawidj, setidaknya ada empat titik yang melarang keberadaan ojek modern itu.
“Perhatian!! Kami dari Persatuan Ojek Kalibata City Melarang Gojek dan Grab Bike Masuk Ke Dalam Kawasan Ini,” bunyi salah satu spanduk dengan dominasi huruf berwarna merah.