1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KESEHATAN


  8. Reporter :     2 November 2017 14:02

    Lebih tidak bahagia

    3. Lebih tidak bahagia

    Tidak semua orang introvert tidak bahagia dan tidak semua orang yang tidak bahagia adalah introvert. Meski demikian, ada hubungan di antara keduanya.

    "Ada beberapa karakter introvert yang berhubungan dengan depresi. Orang introvert cenderung lebih banyak merenung dan bisa terjebak secara emosi dengan renungannya itu. Di sisi lain, orang introvert lebih realistik, melihat masalah secara keseluruhan bukan hanya menangkap stimuli yang membahagiakan," jelas Helgoe.

    Penelitian menjelaskan bahwa orang ekstrovert cenderung lebih easy going sehingga secara keseluruhan lebih bahagia. Menurut Helgoe, suasana hati orang yang introvert dapat berubah jadi gembira sesaat dengan meniru sikap orang yang ekstrovert. Namun, itu bukan jalan keluar yang bisa terus diandalkan.

    "Saya pikir lebih efektif jika kami yang introvert ini sadar bahwa kadang kami sangat protektif dengan zona aman kami, dan tidak mengambil keuntungan dari situasi untuk membahagiakan diri sendiri," kata Helgoe lagi.

    4. Melemahkan sistem imun

    Orang yang berkepribadian terbuka memilki sistem imun yang lebih kuat dari yang berkepribadian tertutup, menurut studi dari University of Nottingham dan University of California, Los Angeles.

    Ekstrovert cenderung mengembangkan gen ekspresi yang bersemangat dan gen ini memengaruhi kekuatan sistem imun manusia. Dengan kata lain, kegembiraan dapat menaikkan kekebalan tubuh sedangkan depresi melemahkannya.

    Selain itu, diduga kuat orang ekstrovert cenderung lebih banyak terpapar bakteri atau jamur karena bergaul dengan banyak orang. Alhasil, tubuh mereka lebih terlatih melawan sumber penyakit.

    5. Lebih bisa fokus walau mengantuk

    Seorang introvert lebih mampu mengatasi efek negatif karena kurang tidur dibanding seorang ekstrovert, kata penelitian dari Walter Reed Army Institute tahun 2010.

    Para peneliti menemukan, setelah terjaga selama 36 jam (termasuk 12 jam bersosialisasi dengan teman-teman), orang yang ekstrovert lebih tidak bisa fokus dan menjadi kurang hati-hati dibanding si introvert. Sosialisasi bisa sangat melelahkan bagian otak yang mengatur konsentrasi.

    Para peneliti juga menemukan, bahwa orang yang introvert memiliki gairah kortikal di otak yang lebih tinggi sehingga mereka lebih bisa menahan kantuk dibanding rekannya yang memiliki kepribadian ekstrovert.

    INTRO

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES