Diarak keliling kampung bisa menjadi metode hukuman atau pun kegembiraan.
Feed - Beberapa hari ini, dunia maya Indonesia dipenuhi dengan foto seorang wisatawan asing yang diarak keliling kampung karena ketahuan mencuri di Gili Trawangan, Lombok, Indonesia. Pria ini diharuskan berkeliling pulau oleh sekelompok pria pengaman di pulau itu --Gili tidak memiliki polisi. Hukuman diarak ini dianggap paling efektif karena memberikan efek malu pada si pelaku.
Sepanjang sejarah tradisi Indonesia, diarak keliling kampung merupakan suatu hal yang sudah biasa ditemui. Namun, tujuannya kadang berbeda. Terkadang untuk tujuan suka cita, tapi di beberapa daerah seperti Gili Trawangan, diarak seperti ini bertujuan untuk membuat si pelaku jera. Apa saja ragam tradisi diarak keliling kampung yang ada di Nusantara?
Ogoh-ogoh
Pemeluk agama Hindu memiliki kepercayaan untuk mengarak Ogoh-ogoh (perwujudan makhluk astral yang merupakan perlambang angkara murka) keliling kampung saat ritual Tawur Agung Kesanga. Ritual ini biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi. Tujuan pengarakan ini adalah agar wilayah sekitar terbebas dari angkara murka.
via kebudayaan.kemdikbud.go.id
Mengarak jenazah
Warga Baruppu, di pedalaman Toraja Utara, Sulawesi Selatan, setiap tiga tahun sekali mengarak jenazah leluhur keliling kampung sebelum akhirnya dibaringkan kembali ke dalam peti mati di kubur batu. Proses bernama Ma’nene ini mengharuskan warga setempat untuk membersihkan jenazah leluhur dari atas kepala hingga ujung kaki. Setelah itu, barulah mayat tersebut dipakaikan baju yang baru dan kemudian kembali dibaringkan di dalam peti tadi. Masyarakat Baruppu percaya jika ritual Ma’nene tidak dilakukan sebelum masa panen maka sawah dan ladang mereka akan mengalami kerusakan.
Penganten sunat
Penganten sunat, demikian sebutan untuk anak laki-laki yang menjalani prosesi sunatan di adat Betawi. Ia akan diarak keliling kampung diiringi rebana ketimpring dan selawat badar menuju kuda yang sudah dihias. Pengarakan di adat ini bertujuan untuk membagi kebahagiaan pada warga sekitar atas kesuksesan si anak menjalani sunat.
Pasangan mesum
Diarak keliling kampung merupakan metode hukuman paling memalukan. Kebanyakan kasus yang terjadi di Indonesia adalah pasangan mesum yang tertangkap oleh warga dan dipaksa berjalan sepanjang kampung untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya.