Ini karena mereka iseng menakut-nakuti anak-anak di jalanan dengan berlagak seperti pocong.
Feed.merdeka.com - Seorang remaja baru-baru ini menjadi viral di media sosial lantaran melakukan 'prank' menakut-nakuti beberapa anak yang baru pulang mengaji. Mereka berpura-pura sebagai 'hantu pocong' dengan melilitkan kain putih di sekujur tubuhnya.
Namun, yang membuat mereka menjadi viral adalah ketika seorang polisi membuat kejutan untuk mereka. Video insiden tersebut tersebar dan menghebohkan kalangan pengguna media sosial akhir pekan lalu karena netizen merasa terhibur melihat video polisi menangkap 'hantu pocong'.
Mohd Imran Mohammad (16) bersama tiga temannya yang niatnya hanya untuk menakut-nakuti anak-anak, bertemu dengan seorang petugas polisi yang bertugas di Bukit Pinang, Alor Setar, menurut Harian Metro. Ide lelucon yang gagal ini datang dari Muhammad Eyzani Johari (18) bersama dengan Muhammad Ramadhan Fitri Shuib (15) dan Nabil Asyraf Hussain (14) yang merupakan bagian dari tindakan tersebut juga.
Anak-anak itu ada di tempat mereka biasa nongkrong di gudang barang bekas di Kampung Padang Kunyit, Bukit Pinang. "Semuanya berawal sebagai hal yang menyenangkan spontan di antara kita berempat. Setelah saya mengajukan diri sebagai 'hantu pocong', kami memutuskan untuk berkeliling desa dan mengejutkan anak-anak, yang baru saja mengakhiri kelas Quran mereka, agar ketakutan. Kami berkeliling dengan dua sepeda motor," Mohd Imran menjelaskan.
Namun, mereka tidak dapat menemukan target awal korban di desa tersebut. Tidak puas dengan skor kosong mereka, mereka berempat menuju Taman Pinang Jaya untuk mencari teman mereka yang lain yang sering nongkrong di sana. Saat itulah mereka menabrak polisi yang berpatroli saat bertugas.
"Kami kemudian dibawa ke kota Bukit Pinang, dimana saya dihukum untuk melompat seperti 'hantu pocong' selama 15 menit. Polisi melepaskan kami setelah menasihati kami untuk tidak melakukan tindakan yang sama lagi karena hal itu dapat menimbulkan bahaya bagi mereka yang sakit jantung," katanya.
"Ini adalah pengalaman yang sangat memalukan bagi kami semua. Kami sangat menyesal dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi," kata Mohd Imran.
Kapolres Kota Setar, Asisten Komisaris Mohd Rozi Jidin membenarkan kasus tersebut saat dihubungi oleh New Straits Times. "Mereka hanya sekelompok anak laki-laki nakal dan tidak berniat melakukan pencurian atau kejahatan serius," katanya.