Tim ini terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian mengendus dan memburu pelaku kejahatan.
Feed.merdeka.com - Kejahatan di Indonesia semakin menjadi. Bahkan, mereka semakin tidak segan menghabisi nyawa demi mendapatkan harta benda korbannya.
Untuk mengantisipasi hal itu, polisi pun membentuk tim khusus. Tim ini terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian mengendus dan memburu pelaku kejahatan, mereka lah garda terdepan kepolisian.
Berikut nama tim tersebut:
Tim Pemburu Preman - DKI Jakarta
Maraknya tingkat premanisme di Jakarta Barat sudah semakin meresahkan. Untuk itu Kepolisian Polres Metro Jakarta Barat membentuk unit khusus bernama Tim Pemburu Preman. Tim yang berjumlah 30 orang ini berasal dari unit Reserse Kriminal.
Puluhan tim khusus ini menjalani latihan khusus seperti pelatihan menembak dan beladiri di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok dan Pusdiklat Reserse Mega Mendung. Hasilnya, dalam sekejap mereka berhasil membekuk preman kelas kakap, mereka adalah Hercules dan John Key.
Jaguar - Depok
Maraknya aksi pembegalan di Kota Depok, Jawa Barat telah menimbulkan keresahan bagi para pengedara motor. Para pelaku ini tak segan menghabisi nyawa korbannya untuk mengambil alih motor. Kejahatan ini pun direspons oleh Polresta Depok dengan membentuk Tim Jaguar.
Tim ini terdiri dari 17 personel, dua di antaranya adalah polisi wanita. Meski beroperasi hanya di sekitar Depok, namun mereka bisa lintas wilayah, yakni kawasan Jagakarsa dan Lenteng Agung di Jakarta Selatan. Sejak dibentuk, tim ini berhasil menumpas habis pembegal dan membekuk ratusan remaja.
Prabu - Bandung
Semakin maraknya kejahatan dan geng motor yang seringkali mengincar warga hanya untuk menunjukkan eksistensi membuat Polrestabes Bandung membentuk tim khusus pembasmi kejahatan. Tim kecil ini dinamakan Prabu, jumlahnya pun hanya puluhan personel.
Tim Prabu ini dibekali dengan senjata dan bermotor. Mereka bergerak pada malam hari mulai jam 6 sore sampai jam 6 pagi untuk menjamin keamanan warga Bandung dari kejahatan.
Elang - Semarang
Tim ini dibentuk pada 4 Oktober 2015. Mereka dikenal sangat garang terhadap pelaku kejahatan, apalagi gerombolan pebalap liar. Jumlahnya sempat mencapai 160 personel dan ke dalam delapan kelompok. Tugas dan fungsinya adalah mencegah terjadinya kejahatan jalanan seperti pencurian sepeda motor (Curanmor), pencurian dengan kekerasan (Curas/perampasan), dan pencurian dengan pemberatan (Curat).
Namun sayang, setelah setahun dibentuk tim ini sudah tidak lagi segarang dulu. Mereka kini hanya bertugas berpatroli di sejumlah lokasi rawan, bahkan motor-motor liar mulai berani mendekat dan menggeber-geber motornya di samping mereka.
Anti Bandit - Surabaya
Tingginya angka kejahatan jalanan di Surabaya membuat Satreskrim Polrestabes Surabaya membuat mereka membentuk tim khusus yang dinamakan Tim Anti Bandit. Tim ini akan memburu para pelaku kejahatan jalanan di Surabaya. Mereka pun bekerja selama 24 jam menyusuri daerah-daerah rawan kejahatan, prostitusi dan perjudian.
Kejahatan jalanan yang dimaksud Shinto adalah pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) menjadi fokus tim ini. Tiga kasus ini biasa disebut kasus 3C. Para anggotanya juga berasal dari sejumlah polsek dan telah terbentuk sejak 3 Februari 2017 lalu.