Ikuti tesnya di sini untuk mengetahui apakah kamu selfie akut, kronis atau masih dalam batas normal.
Feed.merdeka.com - Istilah "selfitis" pertama kali diciptakan pada 2014 yang mengklaim bahwa kebiasaan selfie atau swafoto dianggap sebagai gangguan mental. Namun, bertahun-tahun kemudian, periset dari Inggris dan India telah mengkonfirmasi bahwa "selfitis" dianggap sebagai gangguan mental hingga tiga kategori, batas normal, akut dan kronis.
"Selfitis" atau obsesi untuk berfoto selfie secara berulang kali, tampaknya merupakan kondisi mental yang asli, menurut penelitian. Sekarang, para psikolog telah merancang sebuah tes mandiri yang dapat Anda ambil untuk melihat kecocokan Anda dengan skala "selfitis".
Batas normal selfitis terjadi ketika orang mengambil selfie setidaknya tiga kali sehari, tapi tidak mempostingnya di media sosial. Seseorang dikelompokan sebagai selfitis akut jika lebih dari tiga kali selfie dan mengunggahnya ke media sosial, seperti dilansir WorldofBuzz.com.
Seorang selfie kronis, akan merasakan dorongan yang tidak terkendali untuk memotret diri setiap saat, lalu mengeposkannya ke Facebook dan Instagram lebih dari enam kali sehari. Ya, ada orang di luar sana yang benar-benar melakukan ini!
Apakah Anda ingin tahu skor Anda pada skala selfitis? Periset merancang sebuah tes sehingga Anda dapat mengetahui apakah Anda berada di garis batas normal, akut atau kronis dalam hal selfie.
Ikuti tesnya di halaman berikut.
Ngamen nyanyikan lagu Shania Twain, wanita ini bikin netizen terkesima
18 Desember 2017 13:03Nge-rap sambil bawa motor, dua bocah 'alay' ini nyungsep ke kebun
17 Desember 2017 13:02