Peneliti meminta masyarakat tidak ragu untuk mengonsumsi makanan dari tanaman non-organik
Feed.merdeka.com - Sejak muncul, bahan makanan hasil mutasi gen menimbulkan perdebatan tak berujung antara yang pro dan kontra. Semoga penelitian di bawah ini memberi pencerahan bagi kita.
Bagi yang kontra, tanaman unggul hasil mutasi dinilai tidak sehat bagi tubuh manusia dan akan menimbulkan berbagai penyakit serius di kemudian hari., termasuk kanker Ternyata, banyak informasi yang salah di luar sana mengenai organisme hasil rekayasa genetika (genetically modified organism/GMO).
Sekelompok ilmuwan dari Italia menganalisis 6.000 studi selama 21 tahun terakhir dengan cara meta-analysis dan memublikasikan hasilnya di jurnal Scientific Reports. Meta-analysis merupakan analisis kumulatif dari ratusan bahkan ribuan studi kredibel.
Studi semacam ini memungkinkan peneliti mendapat gambaran dan kesimpulan yang lebih ekspansif dan kuat dibandingkan sebuah studi tunggal. Hasil studi meta-analysis itu mengonfirmasi bahwa produk GMO tidak beresiko pada kesehatan manusia, demikian dikutip dari laman Science Alert, 21 Februari 2018. Selain itu, peneliti ini menyimpulkan GMO justru memberi dampak positif.
Analisis itu--yang tak terbatas hanya pada penelitian yang dilakukan di Kanada dan Amerika Serikat--menunjukkan bahwa varietas jagung hasil mutasi gen meningkatkan panen di seluruh dunia 5,6 sampai 24,5 persen bila dibandingkan dengan varietas non-transgenik.
Mikotoksin, racun dan karsinogen
Selain itu, jagung transgenik itu cenderung memiliki kandungan mikotoksin (mycotoxin) yang lebih sedikit--hingga 36,5 persen tergantung spesiesnya. Mikotoksin adalah kimia bahaya dan bersifat karsinogen yang diproduksi jamur. Zat ini berbahaya baik bagi manusia maupun hewan.
Jagung hasil mutasi gen memiliki sedikit mikotoksin karena tanaman itu dimodifikasi sehingga lebih tahan dari serangan serangga. Sejumlah spesies serangga kerap melemahkan sistem kekebalan tanaman sehingga tanaman jagung lebih rentan dan terserang jamur penghasil mikotoksin.
Varietas jagung organik dan non-transgenik biasanya mengandung sedikit mikotoksin. Di ladang-ladang jagung di negara berkembang, zat kimia itu dihilangkan dengan pembersih khusus--namun resiko tetap ada.
Penelitian ini sekaligus mematahkan anggapan yang selama ini menyebutkan bahwa GMO memberi efek serius bagi kesehatan manusia. Padahal, anggapan ini tidak berdasar dan tanpa bukti.
Pada analisis itu, para peneliti menyatakan bahwa penelitian memungkinkan mereka, "menarik kesimpulan yang tegas, membantu untuk meningkatkan keyakinan dan kenyamanan masyarakat terhadap makanan yang berasal dari tanaman hasil mutasi."
Meski keraguan dan pertanyaan masih akan membayangi produk dari GMO, namun penelitian ini setidaknya bisa memberi rasa aman dan tenang pada masyarakat. Selain itu, petani dan perusahaan juga bisa lebih yakin untuk mengembangkan varietas hasil mutasi gen, khususnya jagung.
Banyak ditanya 'kok belum punya anak', Dewi Perssik akhirnya curhat soal kehamilan
22 Februari 2018 15:06Syahrini ditantang belanja cuma Rp300 ribu, begini reaksi netizen
22 Februari 2018 13:00Takut hasil panennya dicuri, petani ini pasang poster wanita seksi
22 Februari 2018 11:02Pria kaya dengan julukan 'pabrik bayi' ini menangkan hak atas 13 anak
22 Februari 2018 10:02