"McDonald's punya rasa hormat yang rendah untuk warisan dan kebudayaan," kecam warga.
Feed - Rumah makan cepat saji, McDonald's, kembali mendapat kecaman keras. Kali ini dari warga yang peduli budaya setelah rumah mantan Presiden Taiwan, Chiang Ching-kuo, dijadikan rumah makanan cepat saji itu. Menurut para warga, perubahan ini membuat McDonald's nampak tidak peduli dengan budaya dan warisan dari tanah Taiwan.
"McDonald's punya rasa hormat yang rendah untuk warisan dan kebudayaan dari komunitas yang kami operasikan. Kami bagian dari komunitas ini," ujar salah satu akun di jejaring sosial Weibo. Dari tampilan luar, rumah tersebut memang nampak unik dan cukup megah. Bentuk fisik khas Taiwan tidak berubah dan masih dipenuhi dengan pepohonan yang rindang. Hanya saja ada tambahan logo besar 'McDonald's' di bagian muka dan resmi dibuka Jumat, 20 November 2015.
Dikatakan juru bicara McDonald's, Becca Hary, pihaknya tidak merusak situs sejarah. Mereka bahkan membantu pelestariannya dan turut menjadi lokasi wisata yang nyaman dikunjungi. "Ketika McDonald's China mengambil alih situs ini, kami juga mengambil alih komitmen untuk melestarikan warisannya. Sejak saat itu, kami juga sudah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menjamin konservasi struktur dan gaya vila tersebut," ujar Hary seperti dilansir CNBC.
Selain McDonald's, sebagian dari bangunan itu sudah lebih dulu dijadikan bagian dari kafe kopi ternama, Starbucks. Sedangkan Chiang Ching-kuo sebagai mantan pemilik rumah ini menjadi pemimpin China di tahun 1978 - 1988. Ia mangkat di usia 78 tahun setelah terkena serangan jantung dan pendarahan.
Baca juga:
4 Trik Agar Anak Tidak Rewel di Restoran
Coba Pikir Baik-Baik, Bukankah Ini Alasan Mengapa Wanita Butuh Pria?
19 November 2015 18:21