1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. B
  6.  » 
  7. BALI


  8. Reporter :     29 November 2017 07:00

    Erupsi Gunung Agung, ratusan ikan dan belut di sungai mati

    Sejak pagi warga sekitar mengambil ikan-ikan yang mati akibat bencana alam itu.

    Feed.merdeka.com - Ratusan ikan dan belut memenuhi Sungai Unda, bagian hilir gunung berapi Gunung Agung di Bali, sejak kemarin. Diduga ikan-ikan ini turun paska gunung berapi tersebut mengeluarkan awan panas tebal sejak minggu lalu dan dalam beberapa hari terakhir mengalami erupsi, yang menyebabkan status ditingkatkan menjadi siaga tertinggi sejak Senin kemarin.

    Foto-foto yang diposting ke Facebook oleh akun Ary Kencana, memperlihatkan warga menemukan berbagai jenis ikan dan belut di Sungai Unda di Kabupaten Klungkung, Bali di mana gunung berapi tersebut berada.

    "Ikan-ikan tersebut "sudah mati" dan "terbunuh karena alam" tulis Kencana. Ia pun mengatakan, ratusan orang telah datang ke Unda sejak pagi untuk mengambil ikan.

    "Karena air dari sungai bercampur lumpur dan abu vulkanik," tulisnya dilansir coconuts.co.

    Setelah foto-fotonya menjadi viral dan dibagikan oleh ratusan netizen, Kencana melakukan tindak lanjut, yakni mendesak netizen untuk menghubungi agen lokal yang relevan untuk mencoba dan menemukan solusi menyelamatkan semua ikan yang sekarat.

    Warga setempat telah diberi peringatan oleh Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) agar menjauh dari jalur sungai karena arus abu abu, lumpur, dan puing-puing lainnya-mulai mengalir turun.

    "Orang-orang di sekitar Gunung Agung harus waspada terhadap ancaman banjir lahar dingin. Kalau mulai turun hujan, segera keluar dari air," kata juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

    "Hujan akan meningkat. Jangan melakukan aktivitas di sekitar sungai. Dalam radius 8 sampai 10 kilometer, harus kosong dari aktivitas. Orang-orang dalam radius ini berada dalam bahaya dan harus mengungsi. Jangan sampai menyaksikan letusan di dekat Gunung Agung," kata Sutopo.

    Selain itu, Pusat Mitigasi Bencana Vulkanologi dan Geologi (PVMBG) telah menginstruksikan penduduk untuk secara khusus berhati-hati terhadap Yeh Sah dan Sungai Unda.

    "Ancaman kimia lahar sangat minim, namun ancaman fisiknya jauh lebih besar. Jadi, lebih baik tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai dan sangat waspada jika melewati jembatan,"kata kepala PVMBG, Gede Suantika.

    Tapi melihat semua ikan turun, penduduk di luar zona eksklusi tidak terlalu memperhatikan peringatan untuk menjauh dari sungai. Warga membawa jala untuk menangkap ikan dan belut yang diduga meninggal akibat keracunan belerang di sungai-- yang dilaporkan memiliki bau belerang yang amat tajam.

    "Malam sebelumnya, lahar dingin mengalir dengan sangat cepat. Warga panik dan khawatir, tapi sampai sekarang lahar masih mengalir dan jadi tontonan," kata penduduk setempat, Ni Ketut Sari.

    Seorang warga Selat, Karangasem, Wayan Putra mengatakan bahwa lahar semakin besar karena hujan deras.

    "Di Selat, ada banyak desa yang terkena lahar. Warga khawatir dengan hasil panen dan ternak mereka," tambahnya.

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES