Twitter memiliki potensi untuk dijadikan sebagai alat pengawasan hemat biaya untuk penyakit jantung.
Feed - Media sosial saat ini merupakan wadah di mana kita bisa mencurahkan segala bentuk perasaan. Namun hasil penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa status di media sosial khususnya Twitter bisa mencerminkan kesehatan seseorang.
Seperti dikutip Times of India, National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat baru-baru ini mempelajari hubungan antara perilaku pengguna Twitter dengan kesehatan jantung. Penelitian yang dipimpin oleh Raina Merchant, menungungkapkan bahwa bahasa yang digunakan di linimasa Twitter dapat memprediksi kematian akibat penyakit jantung.
via phys.org
"Kebanyakan orang berpikir bahwa Twitter itu tidak penting, penggunanya banyak yang berkicau hanya berbicara soal makanan," tegas David Asch, seorang profesor anestesiologi.
Namun, lebih lanjut ia menjelaskan, hal itu adalah penting, karena tiap kicauan yang muncul dalam linimasa datangnya dari hati yang bisa mendeteksi kesehatan jantung manusia. Menurut Asch, kicauan seseorang di Twitter yang terindikasi akan terserang penyakit jantung adalah mereka yang sering mengungkapkan hal berlebihan. Seperti soal kebencian, kepenatan (rasa bosan, lelah, sakit, tidur), dan ketegangan interpersonal (kebencian, iri, drama, pembohong).
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Philadelphia, Amerika Serikat, telah melaporkan setidaknya sekitar 60 persen kematian akibat penyakit jantung diprediksi melalui Twitter.
Baca juga:
Dipecat Lewat Twitter, Wanita Ini Jadi Seleb Dadakan