1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. E
  6.  » 
  7. ENTERTAINMENT


  8. Reporter : Indra    11 Januari 2015 10:31

    Perjuangan Pak Raden Buat Si Unyil

    Pak Raden pernah kehilangan hak ciptanya. Hidup menumpang, bahkan dilarang tampil di tv.

    Feed - Masih teringat bagaimana keceriaan para tokoh serial Si Unyil di tahun 90-an. Pak Ogah dengan jargonnya ‘Cepek Dulu Dong’, tiga serangkai Unyil, Ucrit, Usro, dan Pak Raden sebagai bapak berkumis dengan kain beskap dan blangkon khas Jawa.

    Drs. Suyadi, pria kelahiran Jember 28 November 1932 ini adalah orang yang berada dibalik tokoh-tokoh film seri boneka fenomenal ini. Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia. Kisahnya begitu membekas dalam memori. Sulit dilupakan dan terus popular seiring jaman.

    Namun popularitas dan kekayaan Si Unyil nampaknya tidak dibarengi dengan kemakmuran sang kreator. Suyadi atau lebih dikenal sebagai Pak Raden ini sempat hidup merana ditengah kesuksesan ciptaannya.

    Pria yang khas dengan kumis lebatnya ini pernah kehilangan hak ciptanya. Hidup menumpang, bahkan dilarang tampil di tv.

    Tapi perlahan senyum cerah itu pun kembali terlihat setelah perjuangan mendapatkan hak ciptanya berhasil digenggam kembali. Lalu bagaiman kisahnya? Berikut kisah haru Pak Raden perjuangkan hak cipta Si Unyil.

    1. Tidak Mendapat Royalti

    via bandung.bisnis.com

    Di tahun 2012, Pak Raden pernah mengeluhkan soal royalty. Si Unyil yang disiarkan televisi swasta kian tenar. Sementara pundi-pundi dari royalti sepeser pun tidak ada yang masuk ke kantung Pak Raden.

    Hak ciptanya ‘dirampok’. Produksi Film Negara (FPN) seakan tak mengakui bahwa Pak Raden punya hak penuh akan keterlibatan Si Unyil di berbagai dunia hiburan Tanah Air. Baca selengkapnya Pak Raden Tak Dapat Royalti.

    2. Dilarang Tampil di Tv

    via sidomi.com

    Penderitaan pria yang pernah menjadi staf pengajar di jurusan Seni Rupa ITB (1965-1975) ini terus dirasakan setelah PFN melarangnya untuk tampil di TV. Pihak PFN yang menganggap hak cipta Pak Raden sudah hilang total ini kerap menegurnya jika wara-wiri di stasiun tv nasional. Baca selengkapnya Pak Raden Dilarang Tampil di TV.

    3. Pak Raden Menumpang Dirumah Sang Kakak

    via ghiboo.com

    Pak Raden yang tidak memiliki istri dan anak ini selama bertahun—tahun harus tinggal menumpang di rumah sang kakak yang beralamat di Jalan Petamburan 3 No 27, Slipi, Jakarta Pusat.

    Kondisi rumahnya kala itu bisa dikatakan jauh dari kata nyaman. Kurang terurus dengan atap terkelupas dan bau tak sedap. Rumah yang disinggahi bersama sang kakak memiliki tiga kamar yang penuh dengan lukisan dan boneka ciptaanya. Baca selengkapnya Pak Raden Menumpang di Rumah Sang Kakak.

    4. Pak Raden Jual Lukisan Untuk Pengobatan

    via satulingkar.com

    Usianya yang sudah tua memaksa Pak Raden untuk berdiri dibantu dengan topangan tongkat sebagai penyangga. Karena ketika itu Pak Raden belum mendapatkan hak ciptanya, untuk biaya pengobatan kakinya yang sakit.

    Ketika itu Pak Raden berniat menjual lukisannya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok dengan harga Rp 60 juta. Selain itu, Pak Raden juga tak ragu untuk mengamen di Balai Kota demi pendapat dana tambahan sebagai biaya pengobatan. Baca selengkapnya Pak Raden Jual Lukisan Untuk Berobat.

    5. Dua Tahun berjuang, Pak Raden Lega Dapat Hak Cipta

    via djarumbeasiswaplus.org

    Drs Suyadi atau lebih dikenal dengan Pak Raden akhirnya bisa bernapas lega setelah mendapatkan kesepakatan dengan Perusahaan Produksi Film Negara(PFN) soal hak cipta pada Selasa, 15 April 2014.

    Pak Raden memberikan kepercayaan penuh pada pihak PFN untuk mengelola ekonomi karakter serial Si Unyil selama sepuluh tahun. Selain itu, Si Unyil mendapatkan kontrak progresif, yang mengsahkan bahwa karakter Unyil tidak hanya disebut sebagai boneka, tapi juga meliputi lukisan kartun tiga dimensi, boneka, dan mini operet. Baca selengkapnya Pak Raden Dapatkan Hak Cipta. (Ism)

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES