Bisa merusak paru-paru hingga kinerja otak.
Feed - Bagi para perokok aktif, keputusan untuk berhenti merokok rasanya mustahil dan jadi impian besar bagi mereka.
Munculnya rokok elektrik sekejap membawa angin segar yang digadang mampu menjadi alternatif terbaik, untuk mengurangi atau berhenti merokok.
Namun, munculnya rokok elektronik ini terbilang kontroversial, karena dampak negatifnya tidak jauh berbeda dengan rokok pada umunya.
Meskipun belum ada faktanya, rokok ini tidak dianjurkan untuk menjadi cara mengurangi atau berhenti merokok. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.
1. Asap
Pembakaran yang dilakukan secara elektronik tidak telalu berpengaruh besar bagi kesehatan tubuh. Nikotin dalam rokok elektronik akan menimbulkan asap seperti halnya rokok biasa pada umumnya.
Seperti diketahui, segala sesuatunya yang menimbulkan Asap dan bila diisap setiap hari akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Racun yang ada di dalam rokok elektronik adalah zat nikotin cair yang dapat menempel di tubuh manusia melalui tiga cara yaitu proses inhalasi, penyerapan pada pori-pori kulit atau mata dan juga pada makanan. Baca selengkapnya Asap Rokok Elektrik Berbahaya.
2. Senyawa Kimia
Cairan yang menjadi isi ulang rokok elektronik juga mampu menimbulkan efek negatif bagi tubuh.
Hal ini disebabkan karena cairan atau liquid yang terkandung didalamnya tidak hanya mengandung nikotin, tetapi juga memiliki senyawa kimia berbahaya lainnya.
Senyawa tersebut bersifat karsinogenik sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker. Baca selengkapnya Bahaya Liquid Rokok Elektrik.
3. Kerusakan Paru-paru
Nikotin yang timbul melalui uap pada rokok elektronik ini tetap berbahaya dan terus menimbulkan perdebatan.
Namun para peneliti dari University of Athens di Yunani menyelidiki masalah itu dengan melakukan studi pada 24 perokok dan 8 orang yang tidak merokok. Sebagian memiliki fungsi paru-paru normal dan sebagian lagi memiliki penyakit seperti asma serta penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD).
Setiap orang yang dijadikan sample pada studi ini mengisap rokok elektronik selama 10 menit. Kemudian peneliti mengukur hambatan saluran napas, termasuk menggunakan alat spirometri.
Hasil penelitian menunjukkan, semua responden mengalami hambatan pernapasan sesaat setelah rokok elektronik diisap selama 10 menit. Baca selengkapnya Rokok Elektronik Merusak Paru-Paru.
4. Komponen Anti-Beku
Yang membuat rokok elektronik ini tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai salah satu cara berhenti merokok yakni karena mengandung komponen anti beku atau yang lebih dikenal dengan dietile glikol.
Komponen ini merupakan racun dan mampu mengancam kesehatan bagi tubuh manusia. Dan apabila tersu dikonsumusi akan berdampak fatal untuk tubuh. Baca selengkapnya Rokok ELektrik Mengandung Senyawa Anti Beku.
5. Kerusakan Otak
“Rokok elektrik mempunyai efek fisiologis yang buruk untuk otak. Menyedihkan bahwa remaja saat ini berlindung di balik keamanan semu yang mengatakan bahwa rokok elektrik lebih baik dari pada rokok tembakau, padahal mereka sama-sama berbahaya,” kata dr Eric Kandel dari Universitas Columbia.
Hal tersebut didapat melalu uji coba pada tikus yang diberi uap air dengan campuran nikotin. Metode ini sama dengan yang terjadi pada rokok elektrik. Tikus dibiarkan menghirup nikotin dan uap air.
Hasilnya, otak kedua tikus yang dijadikan bahan penelitian memiliki reaksi kecanduan lebih tingi. Efek seperti kokain dirasakan oleh tikus yang mendapatkan asupan kedua zat tersebut seperti halnya rokok elektrik. Hal demikian pastinya akan menimbulkan resiko kerusakan otak lebih besar. Baca selengkapnya Rokok Elektrik Merusak Otak. (Ism)