Ada lima langkah mudah untuk menjelaskan soal terorisme pada anak. Apa saja itu?
Feed.merdeka.com - Kasus terorime yang terjadi Kamis, 14 Januari 2015, di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, sempat mencekam warga Ibu Kota. Warga sempat panik dan takut --dua hal yang bisa mengakibatkan trauma yang mendalam bagi semua orang, termasuk anak-anak.
Anak-anak pun akan melihat pemberitaan tersebut dan bertanya-tanya mengapa kejadian tersebut dapat terjadi? Namun, Anda sebagai orangtua tak perlu bingung untuk menjelaskan kepada anak apa yang telah terjadi.
"Anak saya bertanya terorisme itu, kenapa itu terjadi? Membuat saya bingung untuk menjelaskannya," ungkap April, seorang ibu dengan satu orang anak.
Dikatakan Nathanael EJ Sumampouw, Dosen Psikologi dari Universitas Indonesia, Anda hanya perlu menjelaskan kejadian sebenarnya secara perlahan. Kumpulkan pertanyaannya agar Anda mengetahui informasi apa yang telah ia serap.
Selain cara tersebut, Nathaneal menjelaskan terdapat tujuh cara agar si anak tidak trauma terhadap aksi terorisme. "Anda dapat menerangkan aksi terorisme dengan tujuh langkah A B C D E F kepada sang anak agar tidak trauma," ujarnya ketika ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, dalam acara 'Lindungi Anak dari Pengaruh Anarkisme', Selasa, 19 Januari 2016.
Bila dipaparkan, langkah A B C D E F tersebut adalah:
Ajukan pertanyaan
Biarkan si anak mengajukan pertanyaan kepada Anda agar saat menjelaskan Anda tahu apa apa saja informasi yang ia dapat.
Batasi paparan bermuatan kekerasan
Saringlah informasi yang ia dapat melalui melalui TV dan media sosial. Sebab ini adalah salah satu faktor risiko yang bisa membuatnya trauma. Atau jika si kecil terlanjur melihat, cobalah dengan terangkan bahwa kejadian tersebut akan berakhir secara damai. Alihkan dari tayangan tersebut seperti ajak ia bermain atau makan.
Ceritakan dengan sederhana
Dengarkan lebih banyak apa saja yang anak tahu karena Anda dapat mengetahui perasaan dan pikirannya saat ia menjelaskan. Anda pun dapat memulai menceritakan kejadian dengan sederhana.
Ektra perhatian dan kasih sayang
Berikan perhatian lebih pada anak ketika anak trauma. Tunjukan kasih sayang agar si anak lebih merasa aman bersama Anda.
Fokus
Fokus pada aktivitas dan mengembalikan rutinitas anak seperti biasa secepatnya seperti sekolah atau hobinya. Contohnya jika anak senang bermain bola, ajak ia secepatnya bermain bola sebab anak memiliki rasa optimis akan harapan di hari besok
Baca juga:
Video: Pengakuan Driver Go-Jek Penyelamat Wanita Korban Bom Sarinah
Mengapa Ucapan Simpati Syahrini atas Bom Sarinah Dituding Narsis?
Pakar Senjata Beberkan Betapa Amatirnya Teroris Sarinah
Seleb Peduli Bom Sarinah, Mona Dipuji Marshanda Dicaci
Meme Nyeleneh Bom Sarinah, Bukti Kuatnya Mental Warga Jakarta