Lalu bagaimana ubur-ubur menjalani kehidupan tanpa otak dan hati?
Feed.merdeka.com - Ubur-ubur ternyata tidak memiliki otak. Mereka juga tidak punya hati. Namun, ubur-ubur memiliki susunan saraf yang sangat detail di dasar tentakel mereka. Saraf inilah yang mendeteksi sentuhan, suhu, dan salinitas, sehingga menjadi 'modal' hidup.
Lalu bagaimana ubur-ubur menjalani kehidupan tanpa otak dan hati?
Ubur-ubur, seperti dilansir scienceabc.com, Rabu 27 September 2017, sebenarnya bukan ikan. Hewan ini adalah jenis plankton, dan kerabat jauh karang serta anemon laut. Hal yang paling utama adalah tubuh mereka pada dasarnya terbuat dari air, tidak memiliki tulang sama sekali. Ubur-ubur terdiri dari sekitar 95% air. Jadi, jika ubur-ubur terdampar di pantai, setelah beberapa saat, karena penguapan, mereka akan menghilang.
Meski ubur-ubur tidak memiliki otak atau sistem saraf pusat, mereka memiliki saraf yang sangat mendasar di dasar tentakel mereka. Saraf ini antara lain mendeteksi sentuhan, suhu, salinitas, dan ubur-ubur secara refleks menanggapi rangsangan ini. Karena mereka tidak memiliki otak, mereka hidup secara pasif, tergantung sepenuhnya pada refleks otomatis mereka.
Mereka merasakan cahaya dan mengarahkan diri mereka sendiri, dengan merasakannya melalui sel-sel sensitif cahaya di sepanjang punggung lonceng mereka. Begitu pula dengan menggunakan sel indra yang berbeda, mereka juga bisa merasakan zat kimia di dalam air dan menjaga keseimbangannya. Karena mereka tidak memiliki otak, gerakan mereka juga terbatas, dan terutama bergantung pada arus laut yang melayang, sehingga mereka bisa bergerak mengelilingi habitatnya.
Menangkap mangsa juga merupakan masalah kebetulan, karena mereka tidak secara aktif memburu makanan mereka. Sebagai gantinya, mereka hanya menunggunya untuk memukul tentakel mereka. Tentakel melayani tujuan ganda, mereka terbiasa menangkap makanan dan untuk membela diri. Setiap tentakel ditutupi sel khusus yang disebut cnidoblasts, yang mampu melepaskan sengatan yang menyakitkan.
Apa yang sebenarnya ubur-ubur lakukan saat menyengat manusia adalah menyuntikkan racun ke dalam tubuh sasarannya. Racun ini adalah neurotoxin (yang dapat mempengaruhi otak) dan digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh mangsa ubur-ubur, tapi jarang berakibat fatal bagi manusia.
Jika Anda tersengat ubur-ubur, Anda akan mengalami serangkaian gejala yang meliputi rasa sakit, ruam kulit, demam dan kram otot. Cara terbaik untuk mengatasi sengatannya adalah dengan menggosok daerah yang terkena dengan alkohol, cuka atau amonia.
Ubur-ubur juga tidak memiliki jantung, namun memiliki sistem pencernaan yang sangat sederhana, dimana nutrisi sederhana hanya berdifusi ke seluruh tubuh. Kedua proses difusi oksigen dan nutrisi ini tidak memerlukan pompa yang kuat seperti jantung agar bisa meresap ke seluruh tubuh organisme, karena kesederhanaan anatomi ubur-ubur. Sungguh menakjubkan, ubur-ubur ternyata makhluk yang bisa bertahan hidup tanpa banyak organ yang dianggap penting bagi kehidupan.
[crosslink_1]
Seram! pasutri di Rusia diduga sudah 20 tahun makan daging manusia
27 September 2017 09:16Diomelin ojek pangkalan, driver Gojek cantik ini malah ngajak selfie
27 September 2017 08:45