1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KESEHATAN


  8. Reporter :     28 September 2017 11:45

    Ternyata tingkat kematian akibat jantung bisa dilihat dari kecepatan berjalan

    Kebiasaan berjalan seseorang dan berapa kecepatannya, menentukan risiko kematian akibat penyakit jantung.

    Feed.merdeka.com - Berjalan kaki merupakan kegiatan sederhana, namun banyak orang enggan melakukannya. Kebanyakan orang lebih senang menggunakan kendaraan. Padahal, kecepatan berjalan seseorang bisa membantu peneliti untuk menentukan siapa yang memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit jantung.

    Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa orang dewasa yang biasa berjalan dengan lambat memiliki risiko dua kali lebih cepat meninggal karena penyakit jantung daripada orang dengan berjalan cepat. Temuan tersebut diperhitungkan dengan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil. Seperti kebiasaan berolahraga, diet, merokok, atau konsumsi alkohol.

    Studi tersebut menunjukkan, kebiasaan berjalan seseorang dan berapa kecepatannya, menentukan risiko kematian akibat penyakit jantung. Hasil studi dapat dilihat dalam Journal of Heart Eropa.

    Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis informasi dari 420 ribu orang paruh baya di Inggris yang diikuti selama enam tahun. Sata memasuki studi penelitian, tak ada satu pun pesesrta yang menderita sakit jantung.

    Peserta diminta untuk menilai kecepatan berjalan mereka seperti lamban, mantap atau rata-rata, dan cepat. Peserta pun menjalani tes latihan di laboratorium untuk menentukan tingkat kebugaran. Selama penelitian, sebanyak 8.600 partisipan meninggal. Di antaranya, ada 1.650 meninggal karena penyakit jantung.

    Dilansir dari livescience.com, pejalan kaki yang lambat lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung dalam masa studi enam tahun dibanding dengan pejalan kaki cepat. Risiko tertinggi dimilki oleh mereka dengan indeks masa tubuh rendah.

    Hal itu berarti individu tersebut kekurangan gizi, atau memiliki tingkat kehilangan jaringan otot yang tinggi (sarcopenia). Studi tersebut menemukan bahwa kecepatan berjalan sangat terkait dengan tingkat kebugaran fisik seseorang. Bisa dikatakan bahwa tingkat kebugaran rendah pada pejalan kaki lambat, bisa menjadi risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit jantung.

    "Kecepatan berjalan bisa mengidentifikasi individu yang memilki tingkat kebugaran fisik rendah. Hal itu berakibat pada risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit jantung," ujar Tom Yates, salah satu peneliti dari University of Leicester Inggris.

    Studi tersebut masih memerlukan banyak riset untuk meneliti sejauh mana langkah berjalan seseorang bisa digunakan untuk meperbaiki risiko kematian karena penyakit jantung. Studi ini juga melihat apakah kecepatan berjalan bisa dikaitkan dengan risiko kematian akibat kanker, namun masih belum menemukan kaitan yang konsisten. (ratna ariyanti/poy)

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES