Ia sempat melakukan "perlawanan" dan berusaha hidup normal layaknya orang sehat.
Feed - Komedian Pepeng yang dikenal lewat "Kuis Jari-Jari" meninggal dunia, Rabu, 6 Mei 2015, di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok, Jawa Barat. Pepeng meninggal karena komplikasi berbagai penyakit yang dideritanya. Mmalam sebelum ia meninggal, komedian lawas ini sempat dirawat di Ruang ICU.
Pepeng sudah lama menderita Multiple Sclerosis, yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf pusat. Karena penyakitnya itu, Pepeng mengalami kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda atau terbaring di atas kasur. Namun, pria yang memiliki nama asli Ferrasta Soebardi ini menolak begitu saja takluk pada penyakitnya. Ia sempat melakukan "perlawanan" dan berusaha hidup normal layaknya orang sehat.
Perkenalkan hipnoterapi
Pepeng terkena Multiple Sklerosis di tahun 2005 --sebuah penyakit yang dianggap sangat jarang terjadi di Indonesia. Untuk mengobatinya, ia memulai perjalanan dalam penemuan pengobatan dimulai. Dari pengobatan raw foodist, makanan organik sehat tak dimasak dan akhirnya hipnoterapi (pengobatan mental dengan menggunakan kekuatan pikiran).
Sebuah kombinasi yang menarik. Makanan yang sehat dan pemikiran yang sehat adalah syarat mutlak. Tabiat, kebiasaan, perilaku dan mental psikologi adalah hasil pikiran. Saat ketrampilan dan pendidikan telah sampai pada jenjang tertinggi. Kesuksesan adalah masalah mental. Dan Pepeng merupakan figur yang telah memenangkan kesehatan fisik dan akalnya.
"Hipnoterapi adalah sebuah solusi kesehatan mental. banyak penyakit fisik diawali oleh mental. Bahkan yang telah sembuh dari penyakit fisik, tapi mentalnya masih sakit," papar pelawak ini di tahun 2006 silam. Dengan kesembuhannya itu, Pepeng merasa perlu untuk memperkenalkan hipnoterapi sebagai solusi mengatasi permasalahan mental.
Raih gelar S2 dari kursi roda dan tempat tidur
Pepeng memang tidak bisa beraktivitas seperti layaknya orang normal. Namun bukan artinya dunia tertutup baginya. "Saya memanfaatkan waktu dengan membaca buku dan browsing internet," tutur Pepeng. Dengan begitu, Pepeng mengaku selama sakit, ia tak pernah ketinggalan informasi dan berita terbaru dari negeri seberang sekali pun. "Saya sering chating juga dengan teman saya yang berada di luar negeri," ujar Pepeng.
Hebatnya lagi, Pepeng bisa meraih gelar Master (S2) dari Jurusan Psikologi Universitas Indonesia di kala kondisi kesehatannya terganggu. "Mungkin kalau saya masih sehat, saya belum tentu menyelesaikan S2 saya," ungkap Pepeng.
Sempat kesulitan keuangan
Pepeng tidak malu mengakui bahwa kondisinya berimbas pada kondisi keuangan keluarganya. Mamas, salah satu putranya yang kuliah di luar negeri, sempat nyaris pulang ke Indonesia karena gagal membayar biaya pendidikan. Tapi di detik terakhir Pepeng mendapat bantuan keuangan dari rekan-rekannya. "Nih Mas Pepeng, bayaran yang kemarin," ujar Pepeng sembari menirukan omongan rekannya tersebut.
Ia juga sempat mendapat bantuan keuangan dari dokter di Rumah Sakit Puri Cinere ketika putrinya, Izra, jatuh sakit. Pepeng mengutang terlebih dahulu semua biaya rumah sakit. Setelah beberapa bulan kemudian, akhirnya Pepeng berhasil membayarnya kembali.
Berpulang ke Rahmatullah
Perjuangan Pepeng yang tiada kenal lelah akhirnya berakhir juga di Rabu pagi, 6 Mei 2015. Ia dinyatakan meninggal dunia setelah berbagai komplikasi penyakit yang dideritanya. Selamat tinggal, 'Peng.