Manusia kerap kali ingin nampak hebat di hadapan orang lain lewat materi berlebih.
Feed - Sadar atau tidak, sejak kecil kita sudah diindoktrinasi oleh lingkungan untuk berpikir bahwa keberhasilan ditentukan oleh kelimpahan materi. Akibatnya, banyak orang yang menjadi “robot” untuk mengejar materi. Bahkan tidak jarang menghabiskan seluruh hidupnya untuk melunasi utang dari pembelian dan tagihan materi itu sendiri.
Seperti dikutip dari spiritscienceandmetaphysics.com, setidaknya ada kesempatan untuk memperbaiki itu semua. Meski kita hidup dalam masyarakat konsumtif, bukan berarti Anda harus hidup sebagai seorang konsumtif pula. Berikut adalah cara untuk membebaskan diri dari sifat materialisme.
Tinggalkan sifat pamer
Salah satu alasan manusia harus bekerja 40 jam dalam seminggu adalah karena ingin membeli hal yang tidak perlu untuk terlihat mengesankan di hadapan orang lain. Apakah Anda benar-benar butuh mobil baru? Atau Anda benar-benar membutuhkan televisi baru? Sering kita diperbudak oleh ego agar dilihat sebagai manusia sukses di mata orang lain.
Seperti yang Anda lihat, banyak orang yang hidup mengandalkan dari gaji ke gaji. Mengejar ego sendiri yang pada akhirnya memperbudak kita untuk secarik kertas bernominal dan mencuri kebahagiaan kita bersama keluarga.
Ingat ibadah
Apakah Anda terpenuhi secara rohani? Apakah Anda merasa utuh dan damai secara batin? Jika tidak, bagaimana itu bisa disebut sukses? Setelah Anda menjadi bagian dari materi, maka Anda telah memasuki ruang yang tak terbatas. Anda tak bisa berhenti untuk mengejar keuntungan secara materi.
Melampaui batas materi bisa menjadi petaka. Di Amerika Serikat, stres jadi penyebab sepuluh kematian utama. Banyak orang depresi karena berutang, konsumtif, kosong secara spiritual, dan diperbudak selembar uang.
Sebaiknya, yang harus Anda lakukan adalah berani keluar dari zona aman. Temukan arti kehidupan sesungguhnya dan membuka diri ke dunia baru.
Baca juga: Mereka Wanita Teledor, Tak Sengaja Buang Uang Hingga Rp12 Miliar