Bahaya Produk Kecantikan bagi Kehamilan

Menjaga kencantikan memang penting, tetapi bahayakah bagi kehamilan?

Feed - Untuk menunjang penampilan, selain menggunakan baju yang sedang tren dan modis, wanita biasanya memakai kosmetik dan menata rambut. Kosmetik memang hal yang sangat penting wanita apalagi jika Anda seorang wanita yang hidup di perkotaan. Tetapi Anda pasti bertanya-tanya, apakah aman memakai make-up saat hamil? Sebab, salah-salah bisa memengaruhi keadaan bayi dalam kandungan Anda.

via mymakeupideas.com

Karena itu sangat penting untuk mengetahui kandungan apa saja dalam produk kecantikan yang berbahaya. Anda harus sangat selektif dalam memilih brand produk kecantikan dan selalu cek bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam produk tersebut. Hindarilah produk kecantikan yang mengandung retinoid, merkuri, hydroquinone, BHA, benzoil peroxide, dan rhodamin.

Bahan-bahan yang berbahaya tersebut dapat ditemui dalam produk obat jerawat, krim pemutih wajah yang instan, produk pewarnaan rambut, produk perawatan kuku, dan parfum. Menurut Adi Adrian, seorang makeup artis, menyarankan agar menghindari produk pewarnaan rambut bagi ibu hamil karena kandungan amoniak yang tinggi.

"Sebenarnya untuk make-up tidak terlalu bahaya, tetapi produk pewarnaan rambut yang harus dihindari karena banyak amoniaknya," ujarnya saat ditemui diacara blibli.com, 'Meet Style 2015; di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Bahaya yang bisa terjadi pada Anda dan bayi jika menggunakan produk kecantikan sembarangan yaitu cacat ketika lahir, perkembangan janin terganggu, keracunan, kematian janin, kanker, dan alergi.

(Adi Ardian saat melakukan demo makeup di acara blibli.com, Meet Style 2015, di Jakarta. Foto: Arman Maulana Azis/Feed.id)

Adi menambahkan agar para ibu hamil dapat lebih selektif dalam memilih produk kecantikan. Menurutnya sekarang ini sudah banyak produk kecantikan yang mengandung skin care dan tidak berbahaya bagi wanita hamil. "Pilihlah makeup yang mengandung skin care, karena jika makeup tidak ada skin carenya berarti kosmetik itu tidak care dengan konsumennya,“ tambah Adi.