Ayah dan ibu meneruskan kecenderungan diabetes dan kelebihan berat badan pada anak-anaknya.
Feed.merdeka.com - Diabetes tipe 2 merupakan penyakit yang erat kaitannya dengan pola makan tidak sehat dan kelebihan berat badan. Namun ilmuwan di Jerman menemukan penyebab lain diabetes tipe 2.
Ternyata penyakit itu bisa diwariskan secara genetis. Hal tersebut dibuktikan setelah ilmuwan melakukan percobaan lewat tikus.
Seperti dikutip dari dw.com, tikus dianggap sangat cocok untuk penelitian, karena metabolismenya berfungsi mirip manusia. Ada tikus kurus dan gemuk, yang mengembangkan jenis penyakit seperti manusia, termasuk diabetes.
Sebagaimana kembar identik, tikus ini semua memiliki gen yang sama. Jika kondisinya berbeda, berarti penyebabnya bukan terletak pada genomnya.
Para peneliti memberi makan tikus dengan diet kaya kalori selama enam minggu. Sebagai dampak pola makan yang salah, tikus menjadi tambun dan mengembangkan gejala diabetes, mirip seperti manusia. Ada dugaan tikus bisa mewariskan karakteristik ini pada keturunannya.
Pewarisan genetis
Pewarisan hanya bisa lewat sel telur dan sperma. Untuk menyingkirkan pengaruh lainnya dari tikus induk tambun, peneliti hanya mengambil sperma dan sel telur untuk inseminasi buatan. Kemudian 24 jam setelahnya, telur yang telah dibuahi berkembang jadi embrio tikus. Para peneliti menaruhnya pada rahim ibu pengganti.
Ibu tikus yang dititipi embrio ini sehat dan langsing. Tak hanya melahirkannya, induk titipan ini juga merawat anak-anak tikus. Induk tikus tambun tidak lagi memainkan peranan pada anak-anaknya. Jadi mereka tidak bisa menjadi contoh pola makan yang buruk.
"Kami dapat mengesampingkan, bahwa kontak sosial dengan orang tua, efek rahim atau bahkan selama proses menyusui, memainkan peranan. Kami dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa, bakteri usus ditularkan dari satu generasi ke berikutnya. Artinya semua perubahan yang kami amati dari generasi anak tikus ini, hanya berkaitan dengan informasi yang ada di sel germinalnya," kata peneliti dibetes Johannes Beckers.
Para peneliti kemudian mengamati perkembangan lebih lanjut dari anak-anak tikus ini, dan membandingkannya dengan anak tikus dari induk yang ramping. Semua mendapat makanan yang sama.
Perlu diingat, tikus-tikus ini secara genetis identik dan tumbuh dalam kondisi lingkungan yang sama. Satu-satunya perbedaan, orang tua biologisnya gemuk atau langsing. Dan ini nampak jelas menentukan.
Keturunan tikus gemuk lebih cepat mengidap diabetes, ketimbang anak tikus yang induknya ramping. Kecenderungan ini hanya bisa diwariskan. Namun, kecenderungan ini didapat dari orang tua yang mula-mula memiliki pola makan yang salah.
Ayah dan ibu meneruskan kecenderungan diabetes dan kelebihan berat badan pada anak-anaknya. (poy)
Bentak polisi dan menolak ditilang, jawaban pengendara ini bikin netizen salfok
4 November 2017 20:01