Sejak berita pembunuhan Mirna, para penjual sianida menjadi was-was.
Feed.merdeka.com - Nama zat sianida mencuat ke permukaan setelah kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang tewas setelah meminum es kopi Vietnam di Olivier Cafe, Jakarta Pusat, 6 Januari 2016 lalu. Pada kopi tersebut ditemukan zat sianida sebesar 15 gram. Setelah melewati proses yang cukup panjang akhirnya Jessica Kumala Wongso ditetapkan sebagai tersangka penabur racun tersebut, Sabtu, 30 Januari 2016.
Zat sianida yang digunakan untuk membunuh Mirna tersebut sebenarnya lazim digunakan sebagai insektisida dan mitisida, atau untuk fumigasi dan digunakan untuk mengekstraksi emas dan perak di pertambangan. Tapi sejak berita pembunuhan Mirna, para penjual zat racun tersebut menjadi was-was dan lebih berhati-hati.
Mengutip dari merdeka.com, yang melakukan investigasi ke beberapa toko bahan kimia, zat sianida biasanya dijual secara diam-diam. Demikian pengakuan seorang pelayan toko bahan kimia yang berlokasi di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur "Semenjak ada kasus Mirna kita hati-hati," kata BR, Selasa, 2 Februari 2016.
BR mengaku jika setiap toko-toko bahan kimia menyediakan sianida, tapi dalam jumlah yang terbatas. Untuk mendapatkan zat racun tersebut juga tidak mudah, diperlukan surat pengantar dari instansi berwenang.
Selain pengusaha, pembeli zat ini biasanya para mahasiswa untuk keperluan praktikum dengan syarat membawa surat pengantar dari kampus. "Kita teken (paksa), itu untuk apa penggunaannya, karena sangat berbahaya," tutur BR, seperti dikutip dari merdeka.com.
Meskipun begitu, kecanggihan teknologi tidak biasa diabaikan. Ketika mengetik nama zat sianida di internet, dengan mudah banyak situs yang menawarkan penjualan zat racun tersebut. Namun saat dihubungi oleh pihak merdeka.com tidak ada satupun penjual yang merespon.
Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Mikro Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Irwandi, mengatakan, sejauh ini pihaknya telah memetakan tempat-tempat yang menjadi titik perdagangan bahan kimia. Paling banyak di daerah Gunung Sahari, Jakarta Pusat, dan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Irwandi juga mengatakan jika saat ini pihaknya telah berupaya memperketat peredaran bahan kimia di daerah Jakarta. "Kita perketat di distributornya. Mereka tidak boleh menyalurkan sembarangan kecuali untuk industri dan bahan bantu industri," ujar Irwandi melalui pesan WhatsApp, Selasa, 2 Februari 2016, seperti dikutip dari merdeka.com.
Baca juga:
Isi WhatsApp Jessica Pada Mirna Ini Menakutkan...
Inilah Rekaman Percakapan Saksi Kasus Mirna Si Korban Sianida
Dua Minuman Sederhana Penangkal Sianida
Pertolongan Pertama Jika Terkena Racun Sianida
Begini Dampak Sianida Ketika Masuk ke Tubuh Wayan