1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. K
  6.  » 
  7. KESEHATAN


  8. Reporter : Anisha    2 November 2015 17:00

    Tips Mencegah Diare pada Anak

    Sebelum diare menyerang, tangkal ia agar tidak menjangkiti anak Anda dengan tips berikut.

    Feed- Diare adalah keadaan di mana tinja menjadi lebih encer atau berair dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. terkadang disertai muntah dan demam. Sehingga Anda akan lebih sering ke toilet untuk buang air besar dengan feses yang lebih banyak dari biasanya.

    Khusus untuk diare yang terjadi pada anak, dapat menyebabkan kematian jika cairan tidak digantikan pada tanda awal diare. Seperti data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di DKI Jakarta, satu dari lima kota menyatakan angka tertinggi khasus diare pada kelompok usia balita. Menurut survei Morbiditas diare 2010 dari Kemenkes menyebutkan penderita diare terbesar adalah kelompok umur enam sampai sebelas bulan.

    via: blogs.scientificamerican.com

    Orang dewasa normalnya buang air besar sebanyak satu atau dua kali sehari. Sedangkan pada penyakit diare ini, buang air besar lebih sering yaitu lebih dari tiga kali sehari. Namun pada anak bayi frekuensi BAB normal bisa lebih sering dari dewasa, maka jangan langsung mengira bayi diare walaupun buang air besarnya lebih dari tiga kali.

    Dilansir mediskus frekuensi normal buang air besar pada anak adalah:

    Bayi usia 0 – 6 bulan (ASI): Sehari 1 - 7 kali atau bahkan hanya satu - dua hari sekali.
    Bayi usia 0 – 6 bulan (non-ASI): Sehari 3 - 4 kali atau sampai hanya 1 - 2 hari sekali.
    Usia di atas 6 bulan : Biasanya 3 - 4 kali sehari atau dua hari sekali. Jika sudah menginjak usia empat tahun sama seperti dewasa.

    Jika frekuensi BAB bayi Anda masih dalam rentang di atas berarti normal. Dengan catatan tidak disertai penurunan berat badan atau gejala lain.

    via: katalogibu.com

    Sebelum anak Anda terjangkit penyakit berbahaya ini ada beberapa upaya pencegahan. Cara ini dilontarkan oleh drg. Annisa Rizki Amalia, saat ditemui di acara 'Program Edukasi Kesehatan Anak untuk Orangtua'.

    "Sumber air bersih dan sanitasi bersih. Menjaga kebersihan, salah satunya dengan cuci tangan dengan sabun karena tangan adalah sumber bakteri, buang popok bayi sekali di tempat yang seharusnya," ujar drg.Annisa.

    "Biasakan anak Anda buang air besar di toilet, serta simpan air minum ke tempat bersih dan masak hingga matang," tambahnya.

    Selain itu, nutrisi yang seimbang dan pemberian ASI menjadi salah satu faktor yang penting pencegahan diare pada anak. Menurut WHO, ASI mengandung nutrisi, anti-oksidan, hormon, serta anti-bodi yang dibutuhkan anak untuk bertahan hidup serta berkembang. ASI bahkan dapat menyelamatkan 55 persen kematian pada bayi akibat diare.

    via: viaberita.com

    "Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga usia dua tahun, jarang sekali terkena penyakit parah seperti diare," tambah drg. Annisa yang merupakan salah satu lulusan Ilmu Kedokteraan Universitas Indonesia ini.

    Jika Anda tidak memungkinkan memberi ASI, berikan susu sapi atau susu formula dengan cangkir. "Botol susu lebih baik jangan digunakan karena sulit dibersihkan, hal itu yang membawa organisme penyebab diare,"ungkap drg, Annisa.

    Ketika anak sudah mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), potensi kuman di makanan semakin berbahaya. Karena itu makanan harus selalu dicuci dan dimasak hingga matang.

    via: buahhati.co.id

    UNICEF dan WHO, menyarankan selalu menyediakan oralit di rumah untuk langkah awal mengobati diare. Oralit mengandung elektrolit, gula, dan garam yang seimbang untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan muntah. 

    Baca Juga:

    Dampak Diare Pada Anak yang Kerap Diabaikan Orangtua

    Begitu Baca Ini, Anda Pasti Stop Beri Anak Junk Food

    Tips agar Hamil Anak Perempuan

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES