Mereka tengah mempraktikkan kemandirian dalam menentukan suatu pilihan.
Feed - Redam dulu sakit hati Anda terhadap anak yang melawan ucapan Anda. Tarik napas, hembuskan. Ulangi tiga kali atau beberapa kali sampai Anda merasa tenang.
Anak yang melawan macam ini ternyata calon pribadi sukses di masa depan. Ia sengaja melawan otoritas orangtuanya karena ingin menetapkan sendiri jalur hidupnya dan berusaha ingin mandiri. Tapi memang masalahnya, ia mengasah skil kemandirian itu dengan menantang Anda sebagai otoritas terdekat di lingkungannya.
Demikian disampaikan psikolog, Joseph P. Allen, yang mengepalai studi mengenai pembangkangan anak ini di University of Virginia, AS. "Kami menyampaikan pada para orangtua bahwa anggap argumen dengan anak bukan sebagai gangguan, tapi sebagai tempat latihan yang penting," ujar Allen seperti dilansir dari yourtango.com, Selasa, 13 Oktober 2015.
Disarankan agar Anda sebagai orangtua tidak memaksakan diri dengan menekankan otoritas. Terapkan pula rasa sabar. Mereka yang Anda hadapi adalah anak, tentu saja mereka punya keinginan untuk melawan dan mencari kebebasan. Yang jadi persoalan adalah bagaimana cara mereka melawan dan bagaimana cara Anda meresponnya.
Apakah Anda mengajarkan pada mereka untuk berargumen dengan rasa hormat dan kalimat yang patut? Ataukah Anda mengajarkan pada mereka untuk menjawab tantangan dengan kata-kata kasar dan pukulan fisik? Apapun jawaban Anda akan jadi patokan buat mereka ketika berselisih paham dengan orang lain di masa depan kelak.
Namun, perlu Anda ingat bahwa anak yang tumbuh dengan pribadi sukses adalah mereka yang belajar bernegosiasi (berargumen) dengan anggun, kalem, respek, dan mampu mengontrol emosinya. Ditegaskan pula oleh psikolog Kelly M. Flanagan bahwa anak yang bisa mengatakan "tidak" adalah mereka yang mampu menegaskan batasan pribadi dirinya agar tidak dirugikan orang lain.
Baca juga:
5 Perilaku Orangtua Ini Menjegal Kesuksesan Anak
Tips Ketika Anak Berkata Kasar di Depan Orang Lain
5 Ciri Anda Dikendalikan Oleh Anak