Mari Berkenalan dengan Stroke Iskemik, Si Penyakit Mematikan Perlahan

Penyakit ini terjadi dalam 90 persen kasus stroke. Bagaimana cara menanganinya?

Feed.merdeka.com - Penyakit stroke bisa terjadi pada semua kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Penyakit ini bukan hanya melumpuhkan penderita, bahkan dapat mematikan.

"Penyakit stroke ialah penyakit silent killer. penyakit yang timbul hampir tanpa adanya gejala awal namun dapat menyebabkan kematian," ungkap DR. dr Wismaji Sadewo, Sp. BS (K) dokter spesialis bedah saraf RS Premier Jatinegara, saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Penyakit stroke dibagi menjadi dua tipe yaitu stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak tersumbat. Serta stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otak yang dituju.

Dijelaskan oleh dr. Wismaji bahwa jenis stroke iskemik ini yang paling umum di mana terjadi hampir 90 persen di masyarakat. Melihat banyaknya angka persentase tersebut, penangan stroke iskemik harus tepat.

"Solusi penanganan secara tepat iskemik stroke dapat dilakukan dengan metode Digital Substraction Angiography (DSA)," tambahnya.

Apa itu DSA? DSA ialah metode dalam radiologi interversi untuk mendapatkan gambaran aliran darah yang jelas di dalam pembuluh darah organ tertentu. Dengan memasukan kateter khusus ke pembuluh darah yang mengalir ke organ sasaran.

Kemudian melalui kateter tersebut dimasukan zat kontras yang akan terlihat alirannya di dalam pembuluh darah yang dituju di bawah alat dinamakan fluroskopi. Mengingat stroke iskemik merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya sumbatan pada bagian pembuluh otak tertentu, maka penanganannya pun perlu tindakan yang cepat agar tidak mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.

"Tindakan DSA dalam penanganan iskemik stroke harus segera dilakukan setelah terjadinya serangan stroke atau dapat disebut dalam masa golden period yaitu tiga hingga enam jan setelah serangan," tutup dr. Wismaji.