Bioskop Tertua di Jakarta, Dibangun Atas Perintah Presiden

Feed - Munculnya bioskop sebagai sarana menikmati film pastinya sangat membantu warganya untuk mendapat hiburan. Hingga saat ini tak bisa dipungkiri kalau bisokop memiliki peran penting dan tidak bisa dipisahkan oleh kehidupan manusia.

Hal ini bisa dilihat ditiap akhir pekan. Hampir seluruh kalangan, mulai dari muda-mudi hingga keluarga rela menghabiskan waktunya untuk menikmati film kesayangan.

Di Jakarta, bioskop baru berdiri sekitar 4 tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya 1949. Kala itu bioskop tersebut terletak di sebuah sudut Jalan Cikini Raya yang mampu menampung sekitar 1.700 penonton.

Cukup banyak cerita dan fakta-fakta yang menemani perjalanan berdirinya gedung bioskop bernama Metropole sampai sekarang berdiri kokoh. bagaimana kisahnya?

1. Metropole Pernah Beberapa Kali Gonta-Ganti Nama

Bioskop yang diresmikan pada tahun 1951 ini melalu perjalanan yang panjang untuk menjadi salah satu bioskop yang popular di tanah air khususnya ibu kota. Dalam kisahnya, Metropole ini sempat berkali kali gonta-ganti nama.

Pada 1960, atas perintah langsung dari Presiden Soekarno, bioskop Metropole mengganti namanya yang berbau asing menjadi bioskop Megaria.

Namun ketika masuk ke jaman Orde Baru, namanya berubah jadi Megaria Theatre.

Setelah puluhan tahun berdiri dengan bendera Megaria Theatre, di tahun1989 gedung ini disewakan pada jaringan bioskop 21 Cineplex, hingga namanya berubah menjadi Metropole 21. Tak bertahan lama,
Metropole 21 lalu sempat berubah menjadi Megaria 21, Dan hingga akhirnya gedung bersejarah ini pun kokoh berdiri dengan Metropole XXI hingga detik ini. Baca selengkapnya di sini.

2. Annie Get Your Gun (George Sidney, 1950) Jadi Film pertama Yang Diputar di Metropole

Setelah resmi berdiri, fil Annie Get Your Gun merupakan film pertama yang diputar di Metropole. Film ini memiliki genre komedi musikal 1950
Amerika.

Saat itu peresmian gedung ini dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Rahmi Rachim (istri Wapres Mohammad Hatta), Sultan Hamengkubuwono IX, dan Haji Agus Salim. Baca selengkapnya di sini.

3. Dibangunnya Metropole Menjadi Perkembangan dunia arsitektur Indonesia

Bangunan Metropole ini memiliki desain Art Deco sebagai bagian perkembangan arsitektur dunia Art Nouveau yang dirancang oleh warga keturunan Tionghoa Liauw Goan Seng.

Desain arsitektur Art Deco lebih sederhana jika dibandingkan dengan desain Art Nouveau yang lebih menekankan pada detail. Berdasarkan fakta tersebut, Metropole merupakan salah satu contoh sejarah perkembangan dunia arsitektur Indonesia. Baca selengkapnya di sini.

4. Metropole Sempat Kalah Pamor Dengan Bioskop lain

Nasib gedung Metropole pun tidak jauh berbeda dengan gedung-gedung tua lainnya. Kondisinya sempat tak terurus, mulai dari cat bangunan yang mulai lusuh, fasilitas bioskop yang tak terawat, hingga toilet dan koridor bioskop yang terkadang berbau tidak sedap kerap kali mengganggu kenyamanan para pengunjung.

Kondisi seperti ini pastinya memperburuk citra gedung bioskop bersejarah tersebut, hingga pada awal tahun 2000-an pamor Metropole pun kalah dengan bioskop-bioskop lain yang lebih bagus dengan kondisi layak. Baca selengkapnya di sini.

5. Biskop Tertua Di Jakarta Ini Sempat Diisukan Dijual

Selang beberaoa tahun tepatnya di tahun 2007, gedung ini diisukan akan dijual dengan harga Rp151.099 milyar. Beruntunya, belum hal buruk itu terealisasi, kompleks bioskop Metropole dilakukan sejumlah perombakan dan berganti nama menjadi Metropole XXI.

Dan saat ini Metropole XXI berdiri dengan kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No 475 Tahun 1993 bangunan ini termasuk ke dalam cagar budaya kelas A yang tidak boleh dibongkar karena usia gedung sudah lebih dari 50 tahun. Baca selengkapnya di sini.