Bukan kapal sembarangan, Baruna Jaya IV pernah berhasil menemukan bangkai pesawat Adam Air Boing 737 dan Kapal Bahuga Jaya yang hilang.
Feed - Pecah sudah tangis keluarga para penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Di hari ketiga pencarian pesawat yang hilang kontak sejak Minggu 28 Desember 2014, akhirnya titik terang itu terjadi di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Enam Jenazah korban pesawat sudah dievakuasi . Pencarian korban lainnya masih dalam penanganan hingga detik ini.
Suksesnya tim Basarnas dalam pencarian QZ8501 ini tak lepas dari peran penting kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Baruna Jaya IV. Sejak Senin 29 Desember, kapal ini ikut diterjunkan untuk mencari AirAsia QZ8501 yang hilang.
Bukan kapal sembarangan, dengan teknologi mutakhir yang menyertai, Baruna Jaya IV pernah berhasil menemukan bangkai pesawat Adam Air Boeing 737 dan Kapal Bahuga Jaya yang hilang. Lalu apa kecanggihan Kapal Baruna Jaya IV? Berikut teknologinya.
1. Side scan sonar dan Ultra short baseline
via jwfishers.com
Side Scan Sonar merupakan salah satu teknologi hidroakustik yang digunakan untuk memetakan dasar laut. Cara kerjanya, side scan sonar memancarkan pulsa akustik ke arah tegak lurus terhadap arah perjalanan.
Gelombang akustik yang dipancarkan tersebut akan mengenai dasar ataupun objek lain di dasar perairan. Kemudian akan dipantulkan kembali ke bagian penerima.
Kegunaannya akan diempurnakan dengan Ultra short baseline atau sistem posisi bawah laut. Kerjanya semacam GPS di bawah laut, sehingga tampilan obyeknya bisa lebih jelas. Baca selengkapnya di Teknologi Baruna Jaya IV.
2. Multibeam echo sounder 150D
via dfo-mpo.gc.ca
Teknologi ini merupakan alat yang mampu mengukur kedalaman air hingga 3.000 meter dengan tingkat resolusi hingga lima meter. Mulitbeam Echo sangat melekat di kapal Baruna Jaya IV. Pancaran sinyalnya mampu mengetahui keberadaan obyek yang berada di bawah permukaan kawasan perairan dan menyapu kedalaman hingga 1.400 meter. Baca selengkapnya di Teknologi Baruna Jaya.
3. Multibeam echo sounder portable
via kongsberg.com
Cara kerjanya sama dengan Multibeam Echo Sounder 150 D, namun yang membedakannya, teknologi ini hanya biasa digunakan untuk kedalaman kurang dari 200 meter di bawah air.
Sapuan Sonar (sound navigation and ranging) tujuh kali melebar dari kedalaman laut. Perairan Belitung timur hingga Selat Karimata yang tidak terlalu dangkal, alat ini tentunya membantu dalam pencarian kapal yang jatuh ke perairan itu. Baca selengkapnya di Teknologi Baruna Jaya.
4. Marine magnetometer geometric
via geo.uib.no
Marine Magnetometer ini punya kemampuan untuk melacak kebaradan objek jenis logam di bawah air, membaca tanda anomali logam di bawah laut, dan biasa digunakan inspeksi pipa atau kabel bawah laut. Pancaran sinyalnya akan menunjukan data yang terintegrasi dengan alat lain. Baca selengkapnya di Teknologi Baruna Jaya.
5. Sistem Remotely Operated Vehicle(ROV)
Alat ini yang nantinya menyempurnakan kiriman data yang didapat dari Marine Magnetometer. Sistem Remotely Operated Vehicle (ROV) merupakan kamera yang berjangkauan puluhan meter dengan visual baik untuk memastikan obyek yang muncul dari anomali logam yang dihasilkan marine magnetometer geometric. Baca selengkapnya di Teknologi Baruna Jaya. (Ism)