Feed.id Pada tanggal 21 Agustus 2015 Lembaga Biologi Molekukar Eijkman (LBME) melaporkan untuk pertama kalinya virus Zika masuk ke Indonesia. Virus ini ditularkan spesies nyamuk demam berdarah atau aedes antara lain Ae aegypti dan Ae albopictus.
Prof. dr. Saleha Sungkar, DAP&E, MS, menjelaskan, nyamuk aydes albipictus lebih banyak di luar rumah. Tempat berkembang biak aydes biasanya di lingkungan padat penduduk, tempat penempungan air, di dalam plastik yang ada airnya.
"Nyamuk ini dapat berkembang di air yang sedikit apalagi ketika air banyak. Telur nyamuk akan semakin banyak pula," ujar dr. Saleha saat ditemui di bilangan Salemba, Jakarta Pusat.
Nyamuk pun dapat leluasa masuk ke dalam rumah. Biasanya sehabis ia menghisap darah di dalam rumah, nyamuk beristirahat di sekitaran rumah seperti di tempat yang berbau manusia seperti baju yang digantung atau kolong tempat tidur.
"Fogging tidak dapat memberantas nyamuk yang membawa virus zZka ini," tambah Saleha.
Faktor yang dapat memengaruhi ialah, musim hujan yang tidak lebat dan udara lembab. Badai pun tidak masalah bagi nyamuk ini sebab ia ikut terkena angin. Bagaimana dengan musim panas? Cuaca yang berubah-ubah ini justru membuat nyamuk aedes makin banyak, Tubuhnya akan bertransformasi dari besar ke mengecil.
Walaupun begitu puncaknya di awal dan akhir musim hujan. Temperatur tinggi juga sangat berpengaruh. Nyamuk dapat menularkan dari orang yang terjangkit ke orang yang sehat dengan rentang 10 hingga 14 hari.
Untuk itu dr Saleha memberikan pencegahan efektif agar Anda dan keluarga terhindar dari nyamuk yang membawa virus Zika.
1. Integrasi vector management
Pengendalian vektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan oleh vektor dengan meminimalkan habitat potensial perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan dan umur vektor untuk mengurangi kontak vektor dengan manusia atau memutus rantai penularan penyakit.
2. Strong health information system
Siap siap menyambut kedatangan wabah
3. Capacity building dan training
Harus diatur pembangunannga supaya ada penghijauan agar tidak banyak nyamuk.
4. Enviromental management
3M harus selalu dilakukan tapi yang paling penting ialah menguras. Agr di dinding bak mandi tidak ada telur nyamuk yg menempel. Jadi tidak cukup hanya mengganti air namun harus disikat.
5. Pilih tanaman yang tidak bisa menjadi tempat berkembang biak aydes.
Tidak ada pot yang dapat menampung air. Pilih tanaman yg baunya keras dan tidak disukai nyamuk.
6. Mintalah pemda setempat mengedarkan air ke rumah agar tidak ada tampungan air tergenang
7. Biological control
Peliara ikan yang suka makan jentik misalnya ikan kepala timah, ikan cupang, dapat disimpan di tempat penampungan air yabg sulit dibersihkan.
8. Chemical control
Pakai bubuk temopos atau bubuk pemberantas nyamuk untuk disebar di dalam bak.
9. Space spray (fogging)
Cara ini tidak maksimal sebab nyamuk tidak akan hilang. Fogging pun tidak bisa dilakukan secara rutin karena dapat mencemari lingkungan dan harganya yang mahal.
"Mari lakukan pemberantasan nyamuk tapi jangan dengan fogging, lakukan bila sudah endemik. Lindungi diri dengan memakai baju lengan panjang, pake lotion pelindung kulit namun hanya saat ada wabah saja," ujar dr Saleha.
12. Intensive research on vector control
"Latih keluarga dan teman untuk mencegah nyamuk. sayangnya hal ini belum banyak dilakukan masyarakat Indonesia, sehingga penyakit akibat nyamuk tiap tahun terus meningkat," kata dr Saleha.