Air Mata Menetes Kala Melihat Potret Pilu Bayi Ini

Abigail Jones yang lahir tanggal 6 Agustus lalu, diprediksi hanya akan hidup beberapa bulan saja.

Feed- Pasangan Erika dan Stephen Jones menyambut kehadiran bayi mereka yang bernama Abigail Jones pada 6 Agustus 2015. Malangnya, Abigail diagnosis memiliki tumor otak dan hidupnya tak akan lama lagi.

Meskipun kenyataan pahit ini sangat menghancurkan hati mereka, Erika dan Stephen bertekad untuk mengisi hidup malaikat kecilnya dengan cinta. Pemotretan ini adalah salah satunya. Tujuannya untuk bercerita pada dunia mengenai apa yang mereka lalui bersama.

via: www.boredpanda.com

"Kami tahu kehidupan Abby kecil memiliki tujuan, tidak peduli berapa lama ia bisa bertahan hidup," seperti yang dikatakan Erika dalam blog-nya. Pasangan ini pertama kali diberitahukan bahwa putri kedua mereka akan lahir dengan Sindrom Down.

Tetapi ada kabar lain yang membuat hati mereka tambah sedih. Ternyata malaikat kecil yang akan lahir ke dunia itu juga terkena penyakit tumor. "Hati dan pikiran kami hancur memikirkan bagaimana masa depan Abby," ungkap Erika.

"Walapun hidupnya tak lama lagi, kami tetap merawat Abby dengan kasih sayang dan akan menciumnya setiap saat," lanjut Erika.

"Pada USG minggu ke-30, dokter kami menemukan bahwa tumor telah berkembang di otak sebelah kiri Abigail"

"Sebuah penelitian MRI yang dilakukan setelah kelahiran Abigail menegaskan tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengobati tumor tersebut, itu terlalu berisiko bagi Abigail."

"Ahli bedah saraf yang merekomendasikan kepada kami agar mengambil Abigail dari rumah sakit dan selalu menyelimutinya dengan rasa cinta."

"Kami menyelimutinya dengan cinta dan ciuman, kami akan melakukannya setiap saat."

"Dia bergerak, menggeliat, menjulurkan lidah, membuka matanya, memegang jari-jari kita seperti bayi-bayi yang sehat lainnya."

"Kemungkinan besar, hidupnya hanya akan berjalan beberapa minggu atau bulan, tapi tidak untuk hitungan tahun."

"Hati kami akan hancur untuk waktu yang tidak bisa kita jalani bersamanya."

"Kami tidak ingin kehilangan putri kami. Kami ingin melihatnya tertawa, menari, berkelahi dengan kakaknya, naik sepeda, pergi ke sekolah. Kami ingin melihat hidupnya berjalan terus."