1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. P
  6.  » 
  7. PERISTIWA


  8. Reporter : Arman Maulana Azis    25 Januari 2016 12:00

    Curahan Hati Para Mantan Anggota Gafatar

    Para pengikut ini bingung, mengapa mereka harus diusir dengan cara kasar?

    Feed.merdeka.com - Mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara atau lebih dikenal dengan Gafatar, yang berkedok sebagai ormas kegiatan sosial, dituding mengajarkan dan menjalankan ajaran agama yang menyimpang. Ribuan mantan anggota ini dipulangkan dari Kalimantan Barat dan Timur karena ditentang penduduk setempat yang merasa resah daerahnya dijadikan permukiman organisasi tersebut.

    Menurut Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Burhanudin, sebanyak 1.529 mantan pengikut Gafatar yang akan dipulangkan kebanyakan adalah anak-anak. "Dari 1.529 pengikut laki-laki dan perempuan, mayoritas anak-anak. Ada sekitar 400 anak lebih," katanya, Kamis, 21 Januari 2016, seperti yang dikutip dari merdeka.com.

    Ditolak di sana-sini, eks pengikut Gafatar ungkapkan isi hati

    Sebelum pemulangan ini, permukiman Gafatar yang ada di Mempawah dibakar oleh warga setempat. Mereka dipaksa untuk meninggalkan daerah tersebut. Wisnu Windhani, mantan pengurus Gafatar Pusat, mempertanyakan mengapa tidak ada bantuan dari pemerintah mengenai kasus pembakaran ini.

    "Kami sama sekali tidak mengusik warga, apalagi berbuat anarkis atau pun terorisme. Apa salah kami? Ini bertolak belakang dengan Hak Asasi Manusia yang berlaku di seluruh dunia," ujar Windi seperti dalam rilis yang dikirimkan pada merdeka.com, Rabu, 20 Januari 2016.

    Windi juga menambahkan bahwa dalam hak asasi manusia, setiap orang bebas untuk berpindah tempat tinggal. Begitupun dengan mantan anggota Gafatar yang memilih untuk tinggal dan bercocok tanam di Kalimantan Barat.

    Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Tera, seorang mantan anggota Gafatar. Dia berhijrah ke Mempawah untuk bercocok tanam, namun baru sebulan tinggal malah terjadi konflik. Sarjana pendidikan alumni Universitas Negeri Yogyakarta itu juga menambahkan alasannya bergabung dengan Gafatar karena ingin mengembangkan pertanian.

    Seruan tobat buat pengikut eks Gafatar

    "Karena sesuai dengan moto Presiden pertama RI, Soekarno, suatu negara kalau mau kuat dan maju, maka sektor pangan atau pertaniannya harus bagus, sehingga tidak tergantung pada negara lainnya. Karena generasi sekarang umumnya tidak mau bertani. Tetapi giliran kami mau bercocok tanam kok dipermasalahkan?" ungkap Tera, Rabu, 21 Januari 2016 seperti dikutip dari merdeka.com.

    Sementara itu Wasito, mantan pengikut Gafatar asal Cilacap, mengaku masih trauma dengan kejadian pembakaran kampungnya, Selasa, 19 Januari 2016. "Selama ini kami bisa hidup rukun dengan warga setempat. Sehingga kami bingung tiba-tiba ada masalah dan tiba-tiba sudah diberikan batas waktu harus meninggalkan Desa Pasir yang ditempati selama tiga bulan," kata Wasito.

    Baca juga:

    Apa itu Gafatar yang "Menghilangkan" Dokter Rica

    Beginilah Penampilan Perdana Feby Febiola sebagai Pengantin Baru

    5 Cara Mudah agar Selalu Nampak Awet Muda

    Kisah Haru Tawan, dari Stroke Hingga Akhirnya Jadi "Iron Man" Bali

    Salah Tulis di Prasasti Peresmian Kereta Cepat Jakarta-Bandung

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES